Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Mengukur Kata-kata yang Diucapkan Anies, Ganjar, dan Prabowo
19 Agustus 2023 14:02 WIB
·
waktu baca 11 menit
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Berdasarkan penelusuran kumparan, sejak awal tahun hingga pertengahan 2023 ini para bacapres tersebut getol memberikan pidato dan sambutan di berbagai acara, baik dari partai maupun yang terkait dengan jabatan saat ini.
Bacapres NasDem, Anies Baswedan, menyampaikan gagasannya pada 9 acara politik dan konferensi. Sementara bacapres PDIP yang kini menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, tampak memberikan sambutan dan pidato pada 15 acara politik. Sementara Menteri Pertahanan sekaligus bacapres besutan Gerindra, Prabowo Subianto, berpidato pada 14 acara.
Menelusuri Jejak Pidato Bacapres
Temuan ini didapat dengan cara menelusuri padanan kata kunci ‘[nama bacapres] pidato’ dan ‘sambutan [nama bacapres]’ di YouTube dan Google dalam periode 1 Januari-20 Juli 2023. Video atau teks pidato yang kumparan gunakan hanya yang berdurasi penuh agar isinya lengkap.
ADVERTISEMENT
Nah, dari hasil pencarian ini kami menganalisis kata-kata yang digunakan Anies, Ganjar, dan Prabowo dalam tiap pidatonya.
Ada 15 pidato Ganjar Pranowo yang ditemukan di YouTube dalam periode itu. Jumlah tersebut merupakan yang terbanyak di antara bacapres lainnya. Pada awal 2023, Gubernur Jawa Tengah itu tampak memberikan sambutan di Rakernas PAN. Dia mulai intens berpidato pada bulan Mei usai deklarasi dirinya sebagai bacapres PDIP, April 2023.
Ganjar pada Mei menghadiri acara konsolidasi pemenangan dirinya sebagai Presiden 2024 yang diinisiasi oleh PDIP di berbagai daerah, mulai dari Jawa Barat, Jawa Timur, hingga Palembang.
Dia turut aktif memberikan pendapatnya dalam acara-acara relawan. Pada Juli, Ganjar adu pendapat dengan rivalnya, Anies dan Prabowo dalam Rakernas Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Apeksi) di Makassar.
ADVERTISEMENT
Bacapres Gerindra, Prabowo Subianto, menyampaikan gagasannya dalam 14 acara pada periode 1 Januari hingga 20 Juli 2023. Menteri Pertahanan itu mengawali 2023 dengan berpidato dalam peresmian Kantor Badan Pemenangan Presiden yang diinisiasi Gerindra.
Prabowo paling banyak berpidato pada bulan Juni, baik sebagai menteri maupun kader partai. Dia pun sempat menjadi pembicara di acara internasional, yakni forum dialog The 20th Asian Summit IISS Shangri-La. Dalam pidatonya itu, Prabowo mengusulkan rencana perdamaian untuk mengakhiri perang Rusia-Ukraina, namun ditolak halus oleh jubir Kementerian Luar Negeri Ukraina, Oleg Nikolenko.
Selain menghadiri konferensi internasional, bacapres yang dapat dukungan dari PAN, PKB, dan Golkar itu juga menyampaikan gagasannya dalam sejumlah acara konsolidasi relawan. Sepanjang Juli, Ketua Umum Gerindra tersebut memberikan sambutan di depan relawan Jakarta Timur, Tangerang Raya, hingga Bogor.
ADVERTISEMENT
Berbeda dengan Ganjar dan Prabowo, bakal capres yang diusung Koalisi Perubahan, Anies Baswedan, tampak hanya menyampaikan pendapatnya pada 8 acara lokal dan 1 acara internasional. Anies lebih banyak berpidato pada Mei, yakni pada acara partai PKS. Politisi berusia 54 tahun tersebut hadir dalam Deklarasi dan Pengukuhan Relawan Amanat Indonesia, Milad ke-21 PKS, hingga Rakernas PKS.
Kekayaan Kosa kata
Nah, dari keseluruhan narasi pidato bakal calon presiden ini, kumparan menemukan bahwa ketiganya mempunyai kekayaan kosa kata yang jumlahnya berbeda-beda. Semakin kaya kosa kata, artinya semakin beragam kata-kata yang gunakan.
Menurut Tarigan (1984) dalam skripsi berjudul "Kontribusi Penguasaan Struktur Kalimat dan Kosakata terhadap Kemampuan Menulis Bahasa Jerman Peserta Didik Kelas XI SMA Negeri 3 Palangkaraya", yang ditulis Pramita Destari dari UNY tahun 2013, kualitas keterampilan berbahasa seseorang bergantung pada kuantitas serta kualitas kosakata yang dimiliki. Jadi, semakin kaya kosakata seseorang, maka semakin besar kemungkinan orang tersebut terampil berbahasa.
ADVERTISEMENT
Prabowo menggunakan sebanyak total 4.393 kata dari total 14 pidatonya. Jumlah tersebut merupakan yang terbanyak dibanding kandidat lainnya. Kata yang diambil bukan hanya kata bahasa Indonesia, melainkan termasuk angka dan kosa kata bahasa Inggris.
Kedua terbanyak adalah Anies dengan jumlah 3.604 kata dari total 9 pidato. Ganjar Pranowo di posisi terakhir, menggunakan 3.350 kata pada semua pidatonya yang berjumlah 15. Jumlah kata paling sedikit digunakan Ganjar, yakni 3.350 kata.
Kami juga mencari rata-rata jumlah kata yang diucapkan para bakal calon presiden untuk satu pidato. Anies rata-rata mengucapkan 2.284 kata per pidato.
Paling banyak adalah Prabowo dengan rata-rata 2.558 jumlah kata tiap pidato. Sementara Ganjar rata-rata hanya mengucapkan 1.245 kata per pidato.
ADVERTISEMENT
Meski Anies hanya menghadiri 9 pidato, namun kosa katanya lebih kaya dibandingkan Ganjar yang punya 15 pidato.
Eks Gubernur DKI itu pernah mendapat julukan "bukan ahli tata kota, tapi ahli tata kata". Namun, dia beranggapan sudah banyak perubahan yang dia lakukan selama menjabat. Salah satunya adalah perubahan tata kota yang dampaknya mungkin baru akan terasa 5-10 tahun ke depan.
"Ya sebetulnya biar mereka yang menjelaskan, apa iya? Karena yang namanya tuduhan, framing, enggak akan pernah berhenti," jawab Anies dalam talkshow kumparan, Info A1, yang tayang Jumat (4/8) malam.
Rata-rata Kecepatan Baca
Anies Baswedan berpidato dengan kecepatan rata-rata 86,93 kata per menit, tertinggi jika dibandingkan pesaingnya. Sementara Ganjar di posisi kedua, yaitu 84,74 kata per menit, dan Prabowo 61,28 kata per menit.
ADVERTISEMENT
Nah, dikutip dari situs Write-out-loud, kecepatan berpidato seseorang sangat berbeda-beda dan fleksibel. Kecepatan rata-rata pidato dengan percakapan (conversational speech) adalah 120 kata per menit dengan akhiran melambat, sementara pidato cepat adalah 160-200 kata per menit. Situs tersebut menyebut, seorang pembaca pidato dianggap lambat apabila punya rata-rata kecepatan baca di bawah 110 kata per menit.
Ini yang nampak pada Anies, Ganjar, dan Prabowo.
Dalam satu video Anies, misalnya dalam pidatonya di acara Rakernas APEKSI pada Kamis (13/7/2023), Anies mengucapkan 81 kata dalam semenit (menit ke 8:00 hingga 9:00). Namun, sejumlah video lainnya menunjukkan Anies berpidato dengan kecepatan 100 kata per menit atau kurang dari itu.
Kecepatan rata-rata pidato Ganjar tak jauh berbeda dengan Anies. Pada salah satu video pidatonya dalam acara Rakernas PAN (26/2/2023), Ganjar berpidato sekitar 100 kata dalam semenit (menit ke 6:00 hingga 7:00). Sementara pada acara lainnya, yakni Konsolidasi Pemenangan Ganjar di Jabar, Gubernur Jateng ini berpidato lebih lambat, yaitu 90 kata untuk 1 menit (pada menit ke 2:00 hingga 3:00).
Nah, Prabowo punya kecepatan baca pidato yang lebih lambat dari kandidat lainnya. Misalnya, pada pidatonya dalam Reuni Akbar dan Halal Bihalal Purnawirawan TNI-Polri (3/5/2023). Bacapres Gerindra itu berpidato sebanyak 71 kata dalam semenit (menit ke 38:45 hingga 39:45).
ADVERTISEMENT
Meski lebih lamban, sebetulnya ada sejumlah hal yang mempengaruhi kecepatan baca pidato para bakal calon presiden ini. Pada banyak kesempatan, baik Anies, Ganjar, maupun Prabowo, berinteraksi dengan audiens.
Mereka juga kerap memberi jeda sekian detik sebelum ke kalimat selanjutnya. Ada pula bagian jeda karena tepuk tangan atau yel-yel dukungan dari relawan. Jadi, tidak semua pidato bacapres dibaca utuh secara langsung.
Kata Terbanyak
Pada seluruh pidatonya, Prabowo banyak menyebutkan ‘Indonesia’, yaitu sejumlah 345 kali. Sementara kata lain yang paling banyak dia gunakan adalah ‘negara’ dan ‘bangsa’. Kata ‘partai’ dan ‘Gerindra’ juga masuk dalam 20 kata yang paling sering dia sebutkan, yakni masing-masing sebanyak 75 dan 77 kali.
Kata paling banyak diucapkan Ganjar adalah ‘anak’ dengan jumlah 67 kali. Bacapres PDIP ini juga banyak menyebut ‘Jawa’ dan Indonesia, masing-masing sejumlah 51 kali. Kata ‘Jokowi’ turut masuk dalam daftar ini, yakni diucapkan sebanyak 40 kali.
ADVERTISEMENT
Sama seperti Prabowo, Anies paling sering menyebut ‘Indonesia’. Pada 9 pidatonya, dia mengucapkan kata tersebut 119 kali. Anies juga sering menyebut ‘Jakarta’, ‘negara’, dan ‘PKS’.
Berapa Kali Sebut Jokowi dan Bacapres Lain?
Ketiga bacapres 2024 menyebut nama Presiden Joko Widodo dalam sejumlah pidatonya. Prabowo menjadi yang paling banyak dibanding rival-rivalnya, yakni 46 kali. Dia memang cenderung mengapresiasi prestasi Jokowi selama 10 tahun memimpin Indonesia.
Selain itu, Prabowo kerap membahas hubungan baiknya dengan presiden. Meski sempat jadi lawan pada Pilpres sebelumnya, Prabowo beberapa kali menjelaskan itu bukan alasan untuk tidak menerima tawaran menjadi Menteri Pertahanan dalam kabinet Jokowi.
Terkait sikap Prabowo ini, sebelumnya Ketua Bappilu Golkar, Nusron Wahid, mengungkap ada perubahan pada sosok Prabowo dalam menghadapi Pilpres 2024. Berbeda dengan Pilpres 2019, menurut Nusron, Prabowo kini lebih humanis.
ADVERTISEMENT
"Dulu Pak Prabowo masih dibayang-bayangi masa lalu, dengan watak yang keras dan berbagai isu yang menerpa. Sekarang Pak Prabowo sudah berubah,” kata Nusron saat dihubungi kumparan, Senin (14/8) lalu.
Perubahan ini ditujukkan Prabowo sejak dia bergabung dalam kabinet Indonesia Maju di bawah kepemimpinan Jokowi. Prabowo, kata Nusron, juga tak lagi terkesan kaku dan temperamental. Kesan kaku tersebut muncul karena latar belakang Prabowo di lingkungan militer selama puluhan tahun.
Sementara temuan pada pidato-pidato Anies menunjukkan bahwa Anies hanya menyinggung nama Jokowi satu kali, yakni pada Regional Outlook Forum 2023 di Singapura (31/1/2023). Kala itu, dia menyebut presiden yang dinilai sebagai contoh sempurna presiden yang berasal dari kalangan orang biasa.
Tak hanya menyebutkan Jokowi, isi sejumlah pidato para bacapres turut memuat nama rivalnya. Prabowo dan Ganjar beberapa kali menyebutkan nama lawan dan saling mengunggulkan satu sama lain. Namun, berdasarkan pantauan kumparan, Anies sama sekali tidak menyebutkan rival-rivalnya.
ADVERTISEMENT
Melihat jumlah Jokowi disebut-sebut oleh bacapres, pengamat politik Ujang Komarudin menilai, Ganjar dan Prabowo sama-sama berasal dari partai yang mendukung Jokowi sehingga saling menyebutkan nama satu sama lain. Keduanya pun dinilai mau melanjutkan kebijakan Jokowi.
“Kita bisa melihat bahwa Prabowo dan Ganjar memang cenderung kerap menyebut Jokowi ingin melanjutkan kepemimpinan Jokowi sekaligus ingin mendapatkan dukungan dari Jokowi,” katanya kepada kumparan, Kamis (10/8/2023).
Pendapat Ujang itu juga sesuai dengan temuan kumparan. Prabowo dalam sejumlah pidatonya memang terang-terangan menunjukkan dirinya bangga jadi bagian kabinet Jokowi. Terbaru, usai Partai Golkar dan PAN mendeklarasikan dukungannya kepada Prabowo, Prabowo tak malu-malu menyebut mereka adalah tim dari pemerintahan Jokowi.
"Kita di sini juga tidak malu-malu mengatakan bahwa kita adalah tim dari pemerintahan yang dipimpin Bapak Joko Widodo. Kita bagian daripada Tim Jokowi yang harus kita berani mengatakan [tim ini] berhasil dalam membawa bangsa dan negara ini sampai sekarang," kata Prabowo di Museum Perumusan Naskah Proklamasi, Jalan Imam Bonjol, Jakarta, Minggu (13/8).
Nah, Ganjar Pranowo, yang berasal dari partai yang sama dengan Jokowi, sudah sejak lama berkoar siap melanjutkan program Jokowi jika terpilih jadi presiden 2024. Dalam acara "Talkshow: Hari Menjadi Manusia" di Kuningan City Ballroom, Jakarta Selatan, Sabtu (29/7), pria berambut putih itu menegaskan bahwa program pembangunan Jokowi tak mungkin dihentikan.
ADVERTISEMENT
“Kalau infrastruktur tidak dilanjutkan, mau lewat jalan apa untuk bisa membereskan persoalan itu. Kecuali, kalau ada yang tidak benar, ya, kita hentikan, kecuali ada yang tidak pantas, ya, kita koreksi,” ujarnya.
Dia pun tampak beberapa kali menggunakan 'atribut' Jokowi. Misalnya, kemeja garis vertikal hitam putih yang disebutnya didesain oleh Presiden Jokowi. Kemeja itu tampak dikenakan Ganjar di acara Silaturahmi 1 Muharam 1445 H Relawan Ganjar Pranowo, Rabu (19/7).
Ganjar juga mengecap ornamen kemeja itu sebagai simbol relawannya. Pada kesempatan lain, dia mengenakan baju bergambar Jokowi saat merespons merapatnya Partai Golkar dan PAN ke Prabowo.
Sementara terkait penyebutan rival, Ujang mengatakan, Ganjar dan Pranowo cukup dekat secara personal dan sama-sama berada di bawah pemerintahan Jokowi. Menurutnya, ini berbeda dengan Anies yang berada di pihak oposisi.
ADVERTISEMENT
“Karena faktor tertentu, Anies yang sudah saya katakan, Anies bagian dari oposisi. Suka tidak suka, posisi capres dari pihak oposisi yang membuat Anies malas menyebut, emoh menyebut Jokowi, maka intensitasnya nyebut Jokowi sangat kecil, buat apa nyebut kalau enggak dapat dukungan gitu,” jelas Ujang.