Mengungkap Nasib Tragis TKI di Kamboja

29 Juli 2022 8:04 WIB
ยท
waktu baca 5 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi TKI menaiki kapal Foto: ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi TKI menaiki kapal Foto: ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Kementerian Luar Negeri RI menyampaikan dugaan penyekapan terhadap 53 WNI di Kamboja. Mereka diduga korban penipuan dengan modus penempatan kerja.
ADVERTISEMENT
Kabar adanya WNI yang disekap di Kamboja itu awalnya muncul dari sebuah komentar di media sosial milik Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang bernama @angelinahui97.
"Pak tolong kami para WNI yang lagi disekap di Kamboja. Saya DM Bapak tidak dibalas-balas, kami ada 50 orang lebih," tulis pemilik akun itu.
KBRI Phnom Penh pada Kamis (28/7), mengkonfirmasi soal penyekapan ini.
"Kami sudah menerima laporannya dari ke-53 WNI-nya langsung," ungkap Sekretaris Pertama Fungsi Pelindungan WNI KBRI Phnom Penh, Teguh Adhi Primasanto.
Terkait ini, pihak KBRI Phnom Penh telah bekerja sama dengan pihak berwenang setempat untuk menangani kasus tersebut.
"Dan sudah kami buatkan aduan secara resmi ke pihak Kepolisian Kamboja untuk bantuan pembebasan," sambung dia.
ADVERTISEMENT

Mengingat Kembali Kasus 188 WNI yang Dipekerjakan Secara Ilegal di Kamboja

Ini bukan pertama kalinya pekerja migran menjadi korban penipuan di negara itu. Sekitar empat bulan lalu, Indonesia bahkan melaporkan hingga ratusan warga yang dipekerjakan secara ilegal di Kamboja sejak 2021.
Kemlu RI mengungkap kabar tersebut. Pihaknya menjelaskan, 188 WNI telah menjadi korban kerja paksa di tempat kasino dan judi online di Kamboja. Pemerintah Indonesia menduga, jumlah korban sesungguhnya mungkin lebih besar.
"Pada tahun 2021 terjadi dua kasus besar yang melibatkan 117 WNI kita di sana yang bekerja di kasino. Pada triwulan pertama tahun 2022 saja sudah ada lagi 71 kasus," Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia Kemlu RI, Judha Nugraha.
ADVERTISEMENT
"Sehingga total sejak tahun 2021, ada 188 WNI yang jadi korban," imbuhnya.
Kemlu RI dan Bareskrim Polri telah menyusul ke Kamboja. Sebagian dari mereka telah dipulangkan ke tanah air sejak itu. Hingga 167 WNI telah kembali ke Indonesia pada April.
Direktur Perlindungan WNI dan BHI Kemlu, Judha Nugraha. Foto: Kemlu RI
Judha menerangkan, para korban berasal dari Sumatera Utara, Kalimantan Barat, Jakarta, dan Jawa Barat. Mereka tergiur oleh calo perekrut yang menjanjikan upah besar untuk bekerja sebagai customer service di sejumlah perusahaan start-up.
Alih-alih memulai pekerjaan layak, mereka mengalami eksploitasi setibanya di Kamboja. Para korban juga dipaksa memasarkan produk investasi berupa crypto currency dengan klaim investasi yang berpotensi merupakan penipuan.
Perusahaan-perusahaan tersebut menjerat korban dengan utang, memberlakukan jam kerja represif, dan membatasi ruang gerak serta komunikasi mereka. Sejumlah WNI bahkan menghadapi kekerasan.
Ilustrasi penyekapan. Foto: Shutter Stock

Perekrut 53 WNI yang Disekap di Kamboja Juga dari Indonesia

Perekrut yang memberangkatkan mereka ternyata berasal dari Indonesia. Informasi ini disampaikan oleh pihak KBRI Phnom Penh.
ADVERTISEMENT
"Kami harapkan informasi-informasi yang akan kami peroleh dari para WNI khususnya terkait pihak-pihak yang merekrut mereka dapat ditindaklanjuti oleh kepolisian di Indonesia karena para perekrut mereka masih warga Indonesia juga," ungkap Teguh.
Prima menambahkan, pihaknya akan langsung melakukan pendalaman kasus usai 53 WNI tersebut berhasil dibebaskan nantinya, guna menyelidiki siapa yang bertanggung jawab di balik kasus penipuan ini.
Ia juga menjelaskan, peristiwa penipuan dengan modus penempatan kerja ini bukan terjadi untuk pertama kalinya. Para oknum biasanya menggunakan halaman atau grup di media sosial untuk menarik perhatian korban melalui embel-embel nilai gaji yang tinggi dan syarat-syarat yang mudah.
Ilustrasi Facebook. Foto: Thomas White/Reuters

Modus Penipuan Kerja di Kamboja Marak di Facebook

KBRI Phnom Penh mengungkap modus penipuan terhadap WNI yang ditawari bekerja di di Kamboja, marak di media sosial seperti Facebook.
ADVERTISEMENT
Menurut KBRI Phnom Penh, para pelaku kerap menjalankan operasinya menggunakan laman maupun grup facebook. Mereka menarik perhatian korban dengan unggahan mengenai lowongan kerja.
Para oknum menjanjikan upah tinggi untuk syarat-syarat pekerjaan yang mudah. Hingga kini, arus informasi yang tak terbendung menyulitkan upaya untuk mencegah peristiwa serupa kembali terulang.
"Kebanyakan dari mereka direkrut melalui informasi lowongan kerja yang ada di medsos, kebanyakan Facebook," terang Teguh.
"Kami sudah mohon-mohon ke Kemkominfo untuk bantu take down halaman-halaman Facebook seperti ini," sambung dia.
Teguh menjelaskan, perekrut yang memberangkatkan para korban juga berasal dari Indonesia. Pihak berwenang Kamboja kini sedang menyelidiki kasus itu untuk mengungkap pihak yang bertanggung jawab.

Kemlu Fasilitasi Bareskrim untuk Selidiki Modus Penipuan Kerja di Kamboja

Kemlu menegaskan, telah berupaya untuk menangani maraknya kasus modus penipuan lowongan kerja di perusahaan investasi palsu Kamboja.
ADVERTISEMENT
Menurut data yang diterima Kemlu, meningkatnya kasus penipuan di perusahaan investasi palsu dikarenakan maraknya tawaran kerja di Kamboja melalui media sosial.
Upaya penanganan dilakukan oleh Kemlu yakni mulai dari berkoordinasi dengan pihak KBRI Phnom Penh hingga berkoordinasi dengan Bareskrim Polri.
"Untuk menekan jumlah kasus tersebut, Kemlu telah memfasilitasi penyidik Bareskrim Polri untuk melakukan penyelidikan di Kamboja," ungkap Judha.
Dalam kasus 53 WNI yang disekap di Kota Sihanoukville, Kamboja, pada Kamis ini, perekrut yang memberangkatkan mereka merupakan warga asal Indonesia sendiri.
Selain itu, berdasarkan laporan dari Kemlu, kasus-kasus penipuan lain di Kamboja sebelumnya yang melibatkan WNI juga didalangi oleh orang dari dalam negeri juga.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mendatangi langsung tempat pelelangan ikan (TPI) Tegal Katilayu, Cilacap, Rabu (27/7/2022). Foto: Dok. Istimewa

Ganjar Minta WNI yang Disekap di Kamboja Segera Diselamatkan

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan salah satu WNI yang disekap di Kamboja ada yang berasal dari Jateng. Ia mengatakan, Pemprov Jateng terus melakukan komunikasi dengan KBRI di Kamboja.
ADVERTISEMENT
"Hari ini saya komunikasi sampai tadi malam komunikasi terus. Saya minta agar KBRI turun, Kemlu turun, terus Disnaker kita mendampingi," kata Ganjar.
Para WNI itu disebut juga mengalami tindakan kekerasan selama disekap. Ganjar telah mendorong KBRI di Kamboja untuk terus berkoordinasi dengan kepolisian setempat.
"Saya minta hari ini juga Dinas Tenaga Kerja Komunikasi dengan Kemlu bagian Perlindungan Tenaga Kerja untuk segera ngambil tindakan sekarang," ucap Ganjar.
Ganjar ingin seluruh WNI yang ditahan bisa dijamin keselamatannya oleh kepolisian setempat. Tindakan penyelamatan diharapkan bisa dilakukan secepat mungkin.