Mengupas Cara Sabotase Walkie-Talkie & Pager Pemicu Ledakan Mematikan di Lebanon

19 September 2024 12:03 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seorang pria memegang perangkat walkie talkie setelah ia melepas baterainya saat pemakaman korban yang tewas saat ratusan perangkat pager meledak di seluruh Lebanon di pinggiran selatan Beirut, Rabu (18/9/2024). Foto: Anwar Amro/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Seorang pria memegang perangkat walkie talkie setelah ia melepas baterainya saat pemakaman korban yang tewas saat ratusan perangkat pager meledak di seluruh Lebanon di pinggiran selatan Beirut, Rabu (18/9/2024). Foto: Anwar Amro/AFP
ADVERTISEMENT
Dalam dua hari berturut-turut, Lebanon diguncang oleh ledakan mematikan yang melibatkan perangkat komunikasi elektronik berteknologi sederhana, yaitu pager dan walkie-talkie.
ADVERTISEMENT
Serangan mematikan itu menargetkan anggota kelompok Hizbullah yang merupakan musuh bebuyutan Israel, namun banyak korban sipil turut menjadi sasaran.
Insiden ini diduga sebagai sabotase besar-besaran yang melibatkan intervensi aktor negara. Banyak yang menuding Israel berada di balik operasi canggih ini, meskipun Israel belum memberikan komentar resmi.

Gelombang Ledakan dan Korban

Orang-orang berkumpul ketika petugas pemadam kebakaran memadamkan api di lokasi ledakan bom yang dilaporkan di Saida, Lebanon selatan, Rabu (18/9/2024). Foto: Anwar Amro/AFP
Pada Selasa (17/9) pukul 15.30 waktu setempat, ratusan pager yang digunakan oleh anggota Hizbullah meledak hampir bersamaan di beberapa wilayah Lebanon dan Suriah. Serangan tersebut menewaskan sedikitnya 12 orang, termasuk dua anak kecil, dan melukai lebih dari 2.800 orang.
Seorang veteran yang berbasis di Brussel dan analis risiko politik senior, Elijah J. Magnier, mengatakan bahwa ia telah melakukan percakapan dengan anggota Hizbullah dan para penyintas serangan itu.
ADVERTISEMENT
Mereka bilang bahwa merek pager yang digunakan dalam ledakan hari Selasa diperoleh lebih dari enam bulan yang lalu. Bagaimana mereka sampai di Lebanon masih belum jelas.
Keesokan harinya (Rabu, 18/9), ledakan lebih lanjut terjadi di basis Hizbullah di Beirut, menewaskan 20 orang dan melukai 450 lainnya. Ledakan bahkan terjadi di pemakaman yang sedang berlangsung, menyebabkan kepanikan besar.

Sabotase Seperti Apa yang Menyebabkan Perangkat Meledak?

Anggota tentara Lebanon bersiap untuk melakukan ledakan terkendali pada perangkat walkie-talkie di luar American University of Beirut Medical Center, di Beirut, Lebanon, Rabu (18/9/2024). Foto: Anwar Amro/AFP
Para ahli menyebut bahwa sabotase ini kemungkinan melibatkan perangkat peledak kecil yang disembunyikan di dalam pager dan walkie-talkie sebelum perangkat tersebut dikirim ke Lebanon.
Seorang mantan perwira penjinak bom Angkatan Darat Inggris menjelaskan bahwa perangkat peledak memiliki lima komponen utama: Wadah, baterai, perangkat pemicu, detonator, dan muatan peledak.
"Sebuah pager sudah memiliki tiga komponen itu," katanya yang berbicara dengan syarat anonim karena saat ini ia bekerja sebagai konsultan dengan klien di Timur Tengah.
ADVERTISEMENT
“Anda hanya perlu menambahkan detonator dan muatannya,” tambahnya, seperti dikutip dari AP.
Menurut mantan perwira Angkatan Darat Inggris dan ahli penjinak bahan peledak, Sean Moorhouse, insiden ini juga menandakan keterlibatan aktor negara.
Bentuk walkie-talkie yang meledak di Lebanon viral di medsos. Foto: Screenshot X
Bentuk pager (penyeranta) tipe AR924 yang meledak di Lebanon viral di platform X. Lebanon menuding Israel menanam peledak pada fase produksi di luar negeri. Foto: Screenshot X
Sementara itu, rincian ledakan walkie-talkie hari Rabu masih belum jelas. Namun, ledakan perangkat elektronik ini menunjukkan infiltrasi yang lebih besar dari gangguan, seperti jebakan dalam rantai pasokan Lebanon.
Dikutip dari AP, para ahli menyebut teknologi ini sangat rumit dan membutuhkan perencanaan matang, yang menunjukkan bahwa pelaku memiliki sumber daya besar dan akses intelijen yang luas.

Berapa Lama Operasi Ini Berlangsung?

Sebuah pemandangan menunjukkan sebuah lubang di mana tentara Lebanon melakukan ledakan terkendali dari perangkat walkie-talkie di luar American University of Beirut Medical Center, di Beirut, Lebanon, Rabu (18/9/2024). Foto: Anwar Amro/AFP
Akan butuh waktu lama untuk merencanakan serangan sebesar ini. Rincian pastinya masih belum diketahui, tetapi para ahli yang berbicara dengan AP menyampaikan perkiraan berkisar antara beberapa bulan hingga dua tahun.
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Mengutip percakapan dengan kontak Hizbullah, Magnier mengatakan kelompok tersebut saat ini sedang menyelidiki jenis bahan peledak apa yang digunakan dalam perangkat tersebut, mencurigai RDX atau PETN, bahan yang sangat mudah meledak dan dapat menyebabkan kerusakan signifikan hanya dengan 3-5 gram.
Pager tipe AR924, salah satu tipe yang meledak di Lebanon. Foto: Dok. gapollo.com.tw
Walkie-talkie ICOM tipe IC-V82 buatan Jepang meledak di Lebanon, Rabu (18/9/2024). Foto: Dok. Istimewa
Mereka juga mempertanyakan apakah perangkat tersebut memiliki sistem GPS yang memungkinkan Israel melacak pergerakan anggota kelompok tersebut.
Sebelumnya, Hizbullah telah memperingatkan anggotanya untuk tidak menggunakan ponsel karena khawatir disadap Israel.
Sebagai alternatif, mereka beralih menggunakan pager — alat penerima pesan satu arah — yang dianggap lebih aman. Namun, serangan ini menunjukkan bahwa bahkan teknologi sederhana seperti pager pun tidak sepenuhnya kebal dari pengawasan dan sabotase.