Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Mengupas Kapitan Pattimura: Isu Thomas Matulessy Islam dan Patti Muda
5 Juli 2022 12:26 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Thomas Matulessy atau lebih akrab dikenal Kapitan Pattimura . Pahlawan Nasional ini belakangan ramai diperbincangkan di medsos. Topik yang dibahas adalah soal agama.
ADVERTISEMENT
Ada yang menyebut-nyebut ia seorang muslim. Nama aslinya Ahmad Lussy.
Daripada berpolemik, mari kita sama-sama mengupas tuntas sejarah Pattimura dari sumber-sumber laporan sezaman hingga monograf.
Sebab, menulis sejarah bukan hanya soal bagaimana mengutip sumber dari mana saja. Namun, kedudukan sumber juga ada tingkatannya.
Laporan sezaman menempati urutan tertinggi. Ia adalah sumber pertama, tapi tetap harus ada proses intrinsik lainnya, yakni kritik. Baik secara fisik maupun isi laporan.
Banyak sekali buku yang membahas soal siapa Thomas Matulessy. Di Perpustakaan Nasional misalnya, ada puluhan monograf yang ditulis sejumlah penulis.
"Bahwa pahlawan Pattimura tergolong turunan bangsawan dan berasal dari Nusa Ina (Seram). Ayah ia yang bernama Antoni Mattulessy merupakan anak dari Kasimiliali Pattimura Mattulessy. Yang terakhir ini merupakan putra raja Sahulau. Sahulau merupakan nama orang di negeri yang terletak dalam sebuah teluk di Seram Selatan," demikian M Sapija menulis sosok Pattimura dalam sebuah biografi, dikutip Selasa (5/7).
ADVERTISEMENT
kumparan berupaya mengupas ini juga dari salah satu laporan yang ditulis tahun 1857 oleh J.B.J Van Dorren. Pattimura meninggal pada 1817.
Disebutkan Van Dorren, Pattimura adalah sebuah gelar yang berarti patih muda. Thomas Matulessy tak pernah menginginkan gelar itu, hanyalah penduduk yang memberikannya.
Hal ini yang kemudian dianggap menjadi awal adanya kelompok muslim yang mengatakan bahwa Pattimura adalah seorang tokoh muslim.
Padahal menurut Van Dorren, ada seorang lainnya yang ikut berjuang bersama Thomas Matulessy, dia adalah Patti Muda Gaga Bavanu.
Keduanya bersama Anthony Rhebok memimpin pertempuran awal di Teluk Saparua di awal abad 19. Namun, di tengah perjalanan, Gaga Bavanu yang diduga kuat utusan Sultan Ternate 'tak cocok’ dengan Matulessy yang memang seorang Kristen fanatik, akhirnya muncul pemberontakan.
ADVERTISEMENT
Padahal dalam awal pertempuran di Teluk Saparua, Gaga Bavanu disebut Van Dorren sebagai wakil atau orang kepercayaan Thomas Matulessy.
Disebutkan juga, nama Gaga Bavanu memang tidak banyak tercantum di monograf-monograf sejarah.
Oleh karena Patti Muda Gaga Bavanu tak banyak dikenal, akhirnya yang berkembang di Ambon bahwa Thomas Matulessy berasal dari kalangan Islam.
Terutama sesuai dengan pandangan apa yang dikatakan penduduk muslim Kulur di Saparua (kampung Thomas Matulessy) bahwa Pattimura yang kita kenal wajahnya di pecahan Rp 1.000 lama adalah orang Ternate.
Jadi menurut sumber ini, Patti Muda Gaga Bavanu dan Thomas Matulessy yang kita kenal sebagai Kapitan Pattimura adalah dua orang berbeda. Patti Muda beragama Islam, sementara Pattimura beragama Kristen.
ADVERTISEMENT