Menhan Baru Ukraina: Kami Butuh Lebih Banyak Senjata Berat

10 September 2023 8:44 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penyerahan resmi tank Leopard 2 Polandia ke Ukraina di lokasi yang dirahasiakan, di Ukraina. Foto: Krystian Maj/Kanselir Perdana Menteri Polandia/via REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Penyerahan resmi tank Leopard 2 Polandia ke Ukraina di lokasi yang dirahasiakan, di Ukraina. Foto: Krystian Maj/Kanselir Perdana Menteri Polandia/via REUTERS
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menteri Pertahanan baru Ukraina, Rustem Umerov, meminta negara mitra untuk meningkatkan pengiriman senjata berat. Hal tersebut dibutuhkan untuk menunjang serangan balasan terhadap Rusia.
ADVERTISEMENT
"Kami berterima kasih atas semua dukungan yang diberikan [...] kami membutuhkan lebih banyak senjata berat," kata Umerov dalam pidatonya yang dirilis pada hari Sabtu (9/9) dikutip dari AFP.
"Kami membutuhkannya hari ini. Kami membutuhkannya sekarang," ucapnya.
Dalam konferensi pers yang sama, Presiden Volodymyr Zelensky mengatakan pengiriman senjata yang lambat menghambat serangan balasan ke Negara Beruang Merah.
Pasukan Kiev sejak Juni telah terlibat dalam serangan balasan yang untuk merebut kembali wilayah yang direbut Rusia di timur laut dan selatan.
“Pejuang Ukraina saat ini mengorbankan hidup mereka demi nilai-nilai inti demokrasi dan kebebasan. Mereka membutuhkan dukungan dari Anda, para mitra terhormat. Dan dukungan ini adalah senjata,” kata Umerov.
Tentara Ukraina menggunakan senjata saat latihan militer di wilayah Kharkiv, Ukraina pada Senin (1/5/2023). Foto: Dimitar Dilkoff/AFP
Umerov ditunjuk sebagai Menhan baru pada minggu ini setelah Zelensky menyerukan “pendekatan baru” di kementerian tersebut.
ADVERTISEMENT
Penunjukan pria berusia 41 tahun itu menandai perubahan signifikan bagi Ukraina setelah satu setengah tahun invasi Rusia, dan menyusul skandal korupsi di kementerian.
Ukraina melancarkan serangan balasan setelah menimbun senjata-senjata Barat, namun hanya memperoleh sedikit kemajuan ketika pasukannya menghadapi garis pertahanan Rusia yang ketat.
Namun mereka mengumumkan kemenangan strategisnya pada akhir bulan lalu dengan direbutnya desa Robotyne di bagian selatan, yang menurut mereka akan membuka jalan bagi bergerak lebih jauh menuju Krimea yang dicaplok Moskow pada 2014.