Menhan Israel Frustrasi Netanyahu Tak Beri Kejelasan Rencana Pascaperang di Gaza

16 Mei 2024 11:46 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu (Kiri) dan Menteri Pertahanan Yoav Gallant menghadiri konferensi pers di pangkalan militer Kirya di Tel Aviv pada 28 Oktober 2023. Foto: Abir Sultan/POOL/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu (Kiri) dan Menteri Pertahanan Yoav Gallant menghadiri konferensi pers di pangkalan militer Kirya di Tel Aviv pada 28 Oktober 2023. Foto: Abir Sultan/POOL/AFP
ADVERTISEMENT
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, secara terbuka ditantang oleh Menteri Pertahanannya, Yoav Gallant, terkait masa depan Gaza.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari BBC, Gallant mengungkapkan rasa frustrasinya terhadap pemerintahan Netanyahu karena tidak memberikan kejelasan mengenai rencana pascaperang di Gaza.
Perpecahan mulai terjadi di kabinet perang Israel. Pada Rabu (15/5), Gallant mendesak Netanyahu untuk secara jelas menyatakan bahwa Israel tidak memiliki niat untuk mengambil alih pemerintahan sipil dan militer di Gaza.
“Sejak Oktober, saya telah mengangkat masalah ini secara konsisten di kabinet,” kata Gallant, seperti dikutip dari BBC.
“Namun, hingga kini tidak ada tanggapan,” tambahnya.
Sejak awal invasi darat Israel ke Gaza pada Oktober 2023, Gallant mengatakan kementeriannya telah menyampaikan rencana perang kepada kabinet, termasuk proposal untuk membentuk pemerintahan alternatif Palestina yang bersifat lokal dan tidak bermusuhan.
Sejumlah warga Palestina berlindung di sebuah kamp di Rafah, di Jalur Gaza selatan, Rabu (6/12/2023). Foto: Ibraheem Abu Mustafa/REUTERS
Netanyahu, dalam balasan yang tidak secara eksplisit menyebut nama Gallant, menyindir bahwa menterinya itu hanya membuat alasan karena belum berhasil menghancurkan Hamas.
ADVERTISEMENT
Spanduk Benjamin Netanyahu (kiri) dan Benny Gantz di Bnei Brak, Israel, 22 Maret 2021. Foto: Ammar Awad/REUTERS
Dukungan terhadap pernyataan Gallant juga datang dari anggota kabinet perang lainnya, Benny Gantz, yang sebelumnya pernah berselisih dengan Netanyahu.
“Gallant menyampaikan kebenaran. Merupakan tanggung jawab kepemimpinan untuk melakukan hal yang benar bagi negara dengan segala cara,” ungkap Gantz.
Kritik Gallant ini mengingatkan pada sikap sekutu utama Israel, Amerika Serikat. Mereka sempat mendorong peran Otoritas Palestina (PA) yang didukung internasional untuk menggantikan Hamas. Namun, Netanyahu menolak hal tersebut.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Foto: Pool via REUTERS
Netanyahu menegaskan bahwa Israel akan mempertahankan kendali keamanan atas Gaza setelah perang, tanpa menggambarkan skenario ini sebagai pendudukan – sebuah status yang tidak diinginkan oleh Washington.
Pernyataan Gallant disampaikan dalam konferensi pers yang disiarkan langsung oleh TV dan radio Israel. Hal itu mengingatkan pada peringatan mengejutkan Gallant pada Maret 2023 yang memicu perombakan peradilan oleh Netanyahu.
ADVERTISEMENT
Warga Israel yang memprotes rencana pemerintah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk merombak sistem peradilan bentrok dengan polisi di Tel Aviv, Israel, Selasa (18/7/2023). Foto: Ohad Zwigenberg/AP Photo
Saat itu, Netanyahu mengumumkan bahwa Gallant akan dipecat namun ia membatalkannya imbas demonstrasi besar-besaran.
"Saya tidak menyalahkan siapa pun. Dalam negara demokratis, saya yakin, adalah hal yang pantas bagi seseorang, terutama menteri pertahanan yang memegang jabatan, untuk mengambil keputusan itu secara publik,” ujar Gallant menanggapi kekhawatiran akan digulingkan lagi.
Kritik terhadap Netanyahu ini datang di tengah meningkatnya ketegangan politik dalam negeri dan kecaman internasional atas penanganan konflik di Gaza yang telah berlangsung selama tujuh bulan.