Menhan Swedia: Kita Harus Bersiap Hadapi Perang

12 Januari 2024 12:42 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seorang wanita dengan seorang anak menyeberang jalan, sementara asap mengepul dari api setelah serangan roket di pusat kota Kiev, Ukraina, pada Jumat (29/12/2023). Foto: Anatolii Stepanov/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Seorang wanita dengan seorang anak menyeberang jalan, sementara asap mengepul dari api setelah serangan roket di pusat kota Kiev, Ukraina, pada Jumat (29/12/2023). Foto: Anatolii Stepanov/AFP
ADVERTISEMENT
Warga Swedia diimbau bersiap menghadapi perang, lantaran konflik yang menerjang negara tetangganya — Ukraina dan Rusia, berpotensi dapat pula terjadi di negara Nordik ini. Imbauan itu juga muncul, saat Swedia sedang mempersiapkan tahap pertama keanggotaannya dalam aliansi militer NATO.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari The Independent, Menteri Pertahanan Sipil Carl-Oskar Bohlin dalam konferensi pers mengatakan, pemerintah harus segera mengambil tindakan guna mengurangi ancaman keamanan dari Rusia yang membuntuti Swedia.
Bohlin merujuk pada kekacauan yang melanda Ukraina sejak Februari 2022 sebagai bukti bahwa perang berpotensi menyebar ke wilayah lain di Benua Biru, termasuk Swedia.
Pasukan tentara Swedia. Foto: JONATHAN NACKSTRAND/AFP
"Banyak yang telah mengatakannya sebelum saya, tetapi izinkan saya mengatakannya dengan kekuatan kantor saya — mungkin akan terjadi perang di Swedia," ujar Bohlin.
Sehubungan dengan ancaman dari Rusia, Bohlin menyerukan sebuah kesadaran kolektif dari masyarakat dan investasi yang lebih banyak pada pengeluaran pertahanan.
"Upaya semacam itu hanya dapat dilakukan dengan cukup cepat jika sebagian besar orang menyadari situasinya dan memahami apa yang dipertaruhkan," kata Bohlin.
ADVERTISEMENT

Menakut-nakuti

Masyarakat Swedia telah menanggapi imbauan Bohlin dengan reaksi beragam — kritik dari warga biasa dan dukungan dari pejabat militer untuk mengangkat senjata.
Organisasi penegak hak-hak anak di Swedia, Bris, dibanjiri panggilan telepon berisi suara kekhawatiran dari orangtua hingga anak-anak di bawah umur atas kemungkinan ancaman perang.
Di antara pihak yang mengkritik pernyataan Bohlin yaitu eks perdana menteri Swedia, Magdalena Andersson. Ia berpendapat, imbauan dari Bohlin dibesar-besarkan dan justru menimbulkan ketakutan.
"Ini bukan seolah-olah perang sudah di depan mata," ujarnya. Adapun Andersson adalah pemimpin yang menyatakan niat Swedia bergabung dengan NATO pada 2022.
Namun, di sisi lain panglima militer Swedia Micael Byden mendukung imbauan Bohlin. "Pada tingkat individu, Anda harus mempersiapkan diri Anda secara mental," jelas Byden.
Panglima angkatan bersenjata Swedia Micael Byden berbicara pada Konferensi Nasional Masyarakat dan Pertahanan di Salen, Swedia, 8 Januari 2024. Foto: Pontus Lundahl/Kantor Berita TT/via REUTERS
"Ini adalah situasi yang sangat serius, dan kejelasan kemarin sangat jelas. Sekarang ini adalah tentang beralih dari kata-kata dan pemahaman ke tindakan," imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Menanggapi kritik Andersson, Byden menekankan bahwa pernyataan dia bukanlah untuk membuat panik penduduk Swedia — melainkan membuat lebih banyak orang berpikir tentang situasi mereka sendiri dan tanggung jawab mereka sendiri.
Pada akhir pekan lalu, Perdana Menteri Ulf Kristersson berjanji akan melipatgandakan pengeluaran militer Swedia menjadi dua persen dari PDB negara ini — sesuai dengan persyaratan NATO.
Namun, RUU pertahanan terbaru hanya menjanjikan pembentukan 3,5 brigade militer baru yang setara dengan 10 ribu hingga 15 ribu tentara. Sebagai perbandingan, Ukraina saat ini memiliki 28 brigade militer ketika Rusia meluncurkan operasi militer khususnya.