Menikmati Kopi di Tengah Makam Kristen Kembang Kuning Surabaya

24 Oktober 2024 22:29 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Makan yang bersebelahan persis dengan warkop. Dok: Farusma/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Makan yang bersebelahan persis dengan warkop. Dok: Farusma/kumparan
ADVERTISEMENT
Sunyi, seram, gelap, dingin. Itulah rasanya ngopi di warung kopi (warkop) kompleks makam Kembang Kuning, Kecamatan Sawahan, Kota Surabaya.
ADVERTISEMENT
Kompleks pemakaman Kristen itu menyajikan pemandangan berbeda saat malam hari. Tiba-tiba warkop bermunculan di pinggir bahkan tengah-tengah kuburan.
Bentukannya hanya ada satu meja, kompor, kopi renteng yang dipajang, mi instan, air mineral, satu lampu putih kecil, dan terpal sebagai atapnya.
Para pengunjung warkop pun dengan santai duduk di atas kijing makam sambil menyeruput cangkir kopi.
Warkop milik Sri di kompleks makam Kembang Kuning, Kecamatan Sawahan, Kota Surabaya. Dok: Farusma/kumparan
Pukul 20.00 WIB, salah satu pemilik warkop, Sri, terlihat sedang sibuk menyiapkan dagangannya di atas meja berbarengan merebus air.
Sesekali Sri duduk di atas kijing untuk menunggu air rebusannya matang. Raut wajahnya tak terlihat ada rasa takut meski berada di tengah makam yang cukup luas di malam hari. Sri telah berjualan di kompleks makam Kembang Kuning itu setahun terakhir.
ADVERTISEMENT
"(Berjualan di kompleks makam Kembang Kuning) baru 1 tahun. Buka (mulai) jam 18.00 sampai jam 02.00 WIB," kata Sri kepada kumparan, Kamis (24/10).
Wanita asal Kediri ini sudah tinggal di Surabaya selama dua tahun. Ia hanya mengandalkan jualan kopi di area makam tersebut untuk kehidupan sehari-harinya.
Warkop milik Sri di kompleks makam Kembang Kuning, Kecamatan Sawahan, Kota Surabaya. Dok: Farusma/kumparan
Selama berjualan, Sri mengaku tak pernah merasakan hal-hal aneh seperti penampakan. "Ya agak takut. (Tapi) enggak pernah digoda makhluk halus," ungkapnya.
Malah, kata Sri, semakin malam, semakin banyak pembeli yang datang untuk menikmati kopi di tengah makam Kembang Kuning.
"Kalau enggak hujan jam 00.00 WIB ramai. Ramainya malam," terangnya.
Sementara itu, pengunjung warkop makam Kembang Kuning, Yani (27 tahun), mengaku baru pertama kali merasakan sensasi ngopi di tengah kuburan.
ADVERTISEMENT
Meski ada rasa takut, Yani tak buru-buru menghabiskan kopinya. Ia malah memandangi kuburan-kuburan di sekelilingnya. Sebab, tujuannya untuk merasakan sensasi ngopi yang berbeda.
"Pengalaman pertama ngopi di pemakaman. Cukup seram karena di tengah banyak kuburan, horor. Tapi ada serunya juga karena kalau ngopi atau cangkruk biasanya di tempat terang dan ramai, bedanya ini tempatnya gelap dan ramai kuburan," ujar Yani.