Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.95.1
Menilik 'Warung Bu Spoed' Berusia 105 Tahun di Yogya, Apa Resep Panjang Umurnya?
28 Januari 2025 12:59 WIB
ยท
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Warung Bu Spoed tahun ini berusia 105 tahun. Warung legendaris yang beralamat di Jalan Ibu Ruswo, Kemantren Gondomanan, Kota Yogyakarta, itu telah ada sejak 1920.
ADVERTISEMENT
"Simbah dulu (Bu Spoed) enggak pagi kaya gini (jualannya). Sore-sore jam 5 itu baru buka," kata Elly (63), generasi ketiga Warung Bu Spoed ditemui di sela-sela aktivitasnya, Selasa (28/1).
"Generasi pertama Mbah Spoed, mbah saya. Kedua ibu saya, ibu saya meninggal terus saya dan anak saya," katanya.
Pantauan kumparan, warung Bu Spoed tampak ramai pengunjung. Puluhan sayur dan lauk pauk masakan khas Jawa tampak berjajar di etalase. Sejumlah pegawai sibuk melayani para pembeli.
"Dahulu menunya tak selengkap ini, ini kan sudah menu tambahan-tambahan," kata Elly.
Dahulu, warung berada di sebelah timur. Lantaran lokasi itu dijadikan taman, warung kemudian bergeser ke sisi barat sejak 2019. Resep masakan pun turun-menurun.
Menu andalan yang sudah ada sejak 1920 adalah empal dan terik daging.
ADVERTISEMENT
"Andalan itu dari dulu terik daging, lombok ketok. Ciri khasnya itu terik daging dan lombok ketok," katanya.
Soal harga, Elly mengatakan dirinya selalu menerapkan harga wajar dan terjangkau. Ketenaran warung tak akan mengubah harga.
"Harga wajar. Nasi sayur mulai dari Rp 8 ribu," bebernya.
"Enggak terjangkau kalau jualnya mahal-mahal," katanya.
Di warung ini, total Elly mempekerjakan delapan orang. Mereka ada yang memasak hingga bertugas melayani pembeli.
Punya Pelanggan Tetap, Didatangi Artis
Warung ini telah memiliki pelanggan tetap. Namun era media sosial membuat warung semakin ramai.
Banyak food vloger yang membuat konten di warung ini membuat gaung warung makin didengar khalayak luas.
"Ada YouTube ada ini (medsos). Kemarin ada tamu ke sini tahunya dari YouTube," katanya.
Informasi semakin luas, banyak tokoh hingga artis yang menyempatkan diri mampir ke Warung Bu Spoed.
ADVERTISEMENT
"Pak Butet (ke sini), sering kok. Mbak Sophia Latjuba. Pertama anaknya Mbak Sophia Latjuba dulu yang ke sini," katanya.
Rahasia Usia Panjang
Lalu apa rahasia warung ini berumur panjang?
"Soal rasa kita pertahankan," ujar Elly.
Meski bahan baku mahal, Elly mewanti-wanti untuk tidak mengurangi bumbu. Elly juga masih menggunakan arang untuk memasak puluhan menu warungnya.
"Aku bilang anak-anak jangan sekali ngurangi bumbu. Rasa harus dijaga," katanya.
Meski beberapa menu bukan Elly lagi yang memasak, tetapi sebelum masakan keluar dapur Elly wajib mencicipi.
"Rasa harus dipertahankan," katanya.
Elly juga sering berbincang dengan pelanggan. Ini penting agar memastikan rasa tetap terjaga seperti saat mereka menikmati masakan Warung Bu Spoed dahulu.
Di saat namanya sudah besar, Elly juga tak berhenti belajar. Apabila dia makan di warung yang dirasa enak, dia tak segan mempelajari.
ADVERTISEMENT
"Kerapiannya (warung lain juga dipelajari)," bebernya.
Salah satu masa terberat menurut Elly adalah ketika Pandemi COVID-19. Warung pun sempat tutup selama satu bulan. Namun, dia bersyukur warungnya tetap bisa bertahan.
"Warung sepi sekali kita bayar karyawan nggak bisa. Masih banyak (makanannya) itu cuma tak bagi-bagi. Sempat libur sementara waktu agar tak menghabiskan modal. Alhamdulillah masih bertahan sampai saat ini" katanya.
Selama COVID-19 itu, anak dan mantunya belajar resep-resep baru. Kini muncul menu baru seperti ayam panggang hingga ayam dengan serundeng.
Sampai saat ini Warung Bu Spoed tak buka cabang. "Sebenarnya kepingin juga cuma waktunya belum pada siap," katanya.
Tetap Kekinian Meski Masakan Tradisional
Gushana Omilo, menantu Elly, jadi generasi keempat warung ini. Dia mengatakan total ada 60 menu di warungnya.
ADVERTISEMENT
"Saya menantu, ini (generasi keempat) istri saya. Setiap hari ada 63-65 menu. Semua favorit. Tapi menu legend terik daging dan empalnya," kata Gushana.
Meski yang dijual masakan tradisional, tetapi sentuhan teknologi tetap ada di warung ini. Salah satunya pembayaran cashless.
"Pembayaran mengikuti zaman tapi masaknya tetap tradisional," bebernya.