news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Meniti Lapis Demi Lapis Pengamanan di Istana Presiden Afghanistan

30 Januari 2018 14:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Setiap Istana Presiden pasti penjagaan dan pengamanannya super ketat. Tidak heran, di tempat itu tinggal kepala negara. Tidak terkecuali Istana Arg di Kabul, Afghanistan.
ADVERTISEMENT
Istana ini merupakan kediaman dan tempat bekerja Presiden Ashraf Ghani dan Ibu Negara Rula Ghani.
Pada Senin (29/1), kumparan yang jadi bagian dari rombongan media peliput kunjungan Jokowi ke Kabul berkesempatan masuk ke dalam Istana Arg. Di tengah hujan salju yang lebat, kumparan memasuki Istana Arg yang terletak di wilayah Wazir Akbar Khan.
Saat kumparan tiba di Istana yang dibangun pada 1880 ini, sejauh mata memandang, pagar yang tinggi serta tembok pengamanan berlapis mengelilinginya. Menara-menara pengintai ada di sisi kanan dan kiri Istana.
Istana Arg di Afghanistan (Foto: Yudhistira Amran Saleh/kumparan)
Kawat berduri juga terlihat mengitari Istana seluas 83 hektare tersebut. Mobil Elf yang ditumpangi kumparan dan media lainnya menjalani pemeriksaan pertama untuk memasuki Arg.
Seorang petugas keamanan mendekat ke mobil dan meminta kaca dibuka. Udara yang sangat dingin langsung berebut masuk begitu kaca mobil terbuka, terasa menusuk ke tulang.
ADVERTISEMENT
"Indonesian delegation (delegasi Indonesia)," kata sopir Elf tersebut.
Istana Arg di Afghanistan (Foto: Yudhistira Amran Saleh/kumparan)
Setelah itu, kumparan dan rombongan media Istana lainnya diminta menunjukkan tanda pengenal. Kurang lebih 10 menit pemeriksaan, mobil Elf diperbolehkan jalan.
Setiap orang dilarang untuk memotret kompleks Istana Presiden. Penjaga tak segan merampas kamera Anda dan meminta menghapus gambar yang sudah Anda potret.
Hanya dengan bersembunyi dan tidak mencolok perhatian, kumparan berhasil memotret bagian dalam Istana Arg.
Istana kepresidenan Arg di Kabul, Afghanistan (Foto: Yudhistira Amran Saleh/kumparan)
Mobil kami kemudian melalui jalan berkelok-kelok yang setiap kelokannya dihiasi barikade kawat berduri. Beberapa Humvee terlihat terparkir di sudut-sudut Istana.
Baru berselang beberapa meter dari pemeriksaan pertama, mobil terpaksa berhenti karena dicegat oleh Humvee. Petugas keamanan kemudian keluar dari pos penjagaan.
Kami berpikir, kenapa harus diperiksa lagi?
ADVERTISEMENT
Jarak pemeriksaan kedua hanya beberapa meter dari pos pertama. Apalagi pasukan keamanan punya alat komunikasi yang bisa menghubungkan satu sama lain.
Istana kepresidenan Arg di Kabul, Afghanistan (Foto: Yudhistira Amran Saleh/kumparan)
Ternyata memang seperti itu prosedur memasuki Istana Presiden Afghanistan. Para pekerja media pun terpaksa kembali menunjukkan identitas yang menyatakan benar kami adalah delegasi Indonesia.
Setelah pemeriksaan rampung, akhirnya Humvee yang menghalangi jalan menyingkir. Mobil Elf lalu melanjutkan perjalanan ke dalam Istana. Pemeriksaan yang melelahkan akhirnya berakhir.
Tapi ternyata tidak, beberapa meter di depan, palang pintu menghalangi perjalanan mobil yang ditumpangi kumparan. Pasukan keamanan dengan senjata yang ditenteng meminta kaca mobil diturunkan.
"Indonesian delegations," sahut sopir cepat, seakan telah jadi template.
Istana kepresidenan Arg di Kabul, Afghanistan (Foto: Yudhistira Amran Saleh/kumparan)
Tak berlama-lama, mobil pun dipersilakan melanjutkan perjalanan. Sudah tiga pos yang 'menghambat' perjalanan mobil Elf yang kumparan dan media Istana tumpangi.
ADVERTISEMENT
Cuma tiga? Tidak, ada lagi. Ternyata, ada satu lagi pos pemeriksaan menuju Istana Arg.
Setelah empat kali diperiksa, kumparan akhirnya benar-benar masuk tanpa hambatan ke dalam Istana. Begitu mobil berhenti, wartawan langsung bergegas turun.
Istana Arg di Afghanistan (Foto: Yudhistira Amran Saleh/kumparan)
Larangan Memotret
Lega rasanya tidak lagi diperiksa. Tapi perasaan itu ternyata sesaat. Wartawan yang berjalan kaki menuju istana masih harus diperiksa lagi beberapa kali. Iya, beberapa kali lagi.
Wartawan Indonesia juga dilarang memotret objek apapun di istana tersebut, tanpa izin.
Istana Arg akhirnya terlihat. Bangunannya bergaya kerajaan dan kolonial. Ada beberapa bangunan megah di dalam Istana. Ingin rasanya berkeliling, namun pengunjung dilarang berjalan sendiri.
Presiden Joko Widodo di Istana Afghanistan (Foto: Yudhistira Amran Saleh/kumparan)
Salah satu bangunan di Istana Arg yang sempat kumparan masuki terdapat berbagai lukisan serta ada kolam. Di sekeliling kolam terdapat tanaman-tanaman yang ditaruh dalam pot.
ADVERTISEMENT
Saat hendak menuju ke ruang jamuan makan malam, kumparan melihat ada sebuah benteng yang di atasnya berkibar bendera Afghanistan.
Setiap sudut Istana selalu tampak pasukan keamanan dengan senapan laras panjang. Ada juga yang memakai baju kebesaran militer Afghanistan. Bila ingin memotret, sekali lagi, kumparan harus berhati-hati.
Masuk ke dalam ruang jamuan makan malam, kumparan melihat marmer-marmer yang terukir rapi. Selain itu juga hiasan bendera Afghanistan dan Indonesia terpasang di dekat meja utama yang digunakan Jokowi dan Presiden Ashraf Ghani.
Presiden Joko Widodo di Istana Afghanistan (Foto: Yudhistira Amran Saleh/kumparan)
Jokowi yang didampingi Ibu Negara Iriana Widodo hanya 6 jam berada di Afghanistan. Tiba sekitar pukul 12.00 waktu setempat dan pulang pukul 18.00 waktu setempat.
Suhu udara 1 derajat Celcius, salju turun deras. Dingin memang, tapi indah.
ADVERTISEMENT
Rumput-rumput Istana memutih karena tertutup salju. Bagi wartawan dari negara tropis yang belum pernah melihat salju, pantang pakai payung. Biar saja kepala ditimbuni salju. Kapan lagi.