Menkes: 80% Kasus Positif COVID-19 Akan Sembuh Sendiri, 5% Masuk ICU

19 Maret 2021 11:57 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin (tengah) saat mengikuti rapat kerja dengan Komisi IX DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (8/2). Foto: Hafidz Mubarak A/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin (tengah) saat mengikuti rapat kerja dengan Komisi IX DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (8/2). Foto: Hafidz Mubarak A/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) terus berupaya untuk menurunkan laju penularan COVID-19, salah satunya dengan memasifkan strategi 3T (testing, tracing, treatment).
ADVERTISEMENT
Menkes Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan, SARS-CoV-2 penyebab virus corona sebenarnya tidak sefatal virus jenis lainnya. Namun, memiliki penularan yang lebih cepat sehingga harus segera ditemukan orang-orang yang positif.
"Virus SARS-CoV-2 ini hanya hidup sekitar 14 hari, dan tidak semematikan, sefatal virus-virus lain seperti ebola, MERS, itu lebih fatal. Cuma mereka sangat menular, terutama hari pertama sampai kelima, [hari ke] 5-10 pun masih menular. Jadi kalau kita bisa identifikasi siapa orang yang terkena, karena tujuannya mengurangi laju penularan kita harus cepat isolasi," kata Budi Gunadi dalam diskusi virtual di channel YouTube Kemenkes, Jumat (19/3).
Dalam sebuah studi yang dikutip Budi, menunjukkan saat ini sekitar 80 persen dari kasus positif corona di Indonesia tidak bergejala atau gejala ringan, dan bisa sembuh dengan sendirinya.
Petugas medis memeriksa kesiapan alat di ruang ICU Rumah Sakit Darurat Penanganan COVID-19 Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Senin (23/3). Foto: ANTARA FOTO/Kompas/Heru Sri Kumoro
ADVERTISEMENT
Menurutnya, kondisi COVID-19 saat ini sebenarnya sudah tidak terlalu fatal, selama bisa dipastikan orang yang positif segera diisolasi dan tak menularkan ke orang lain. Serta, tidak membebani pelayanan di fasilitas kesehatan, yang harus menambah kapasitas tempat tidur apabila terjadi peningkatan pasien.
"Kayak yang tertular sekarang 100 ribu, ya 20 ribu ranjang isolasi kita sediakan. Kalau turun 10 ribu, kita hanya butuh 2 ribu. Kalau naik jadi 10 juta, kita butuh 2 juta. itu jadi masalah," ungkap Budi.
"Makanya kita harus bisa mengurangi laju penularan dengan memperbaiki protokol kesehatan, dan meningkatkan kemampuan mendeteksi dan isolasi," pungkasnya.