Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Menkes: Banyak Orang Takut Cek Kanker, Malah Bisa Berbahaya & Berujung Meninggal
12 Mei 2025 13:25 WIB
·
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengingatkan kepada masyarakat, khususnya perempuan, untuk segera memeriksa kesehatan apabila mengalami gejala adanya sel kanker pada bagian tubuh.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, kanker bisa sangat berbahaya dan mengakibatkan kematian apabila tidak terdeteksi sejak dini. Contohnya, kanker payudara yang bisa membunuh pasiennya, tetapi juga bisa sembuh apabila ditangani segera.
“Nah sekarang ini, bagaimana masyarakat diedukasi bahwa penyakit ini kalau ketemu harus dideteksi dini, lebih awal karena teknologinya berkembang hingga hari ini. Semuanya sudah tinggi (teknologinya), tapi harus (ada) deteksi dini,” kata Budi di Hotel Fairmont, Jakarta Pusat, Senin (12/5).
“Orang-orang perempuan kan suka bilang ‘aduh aku takut menerima kenyataan’ itu justru berbahaya. Kayak breast cancer (kanker payudara) nomor 1 pembunuhnya. (Namun) Itu 90 persen bisa sembuh,” lanjut dia.
Budi menyebutkan, setiap tahunnya kasus kanker di Indonesia mengalami peningkatan. Dari data Kemenkes, sekitar 400 ribu kasus kanker baru terdeteksi setiap tahunnya. Dengan angka kematian mencapai 240 ribu kasus.
ADVERTISEMENT
Dia mengatakan, mulai tahun ini, Kemenkes akan melakukan pelayanan deteksi dini sel kanker di seluruh puskesmas yang berlokasi di 514 kabupaten/kota.
Layanan deteksi dini hanya untuk 4 jenis kanker utama, di antaranya kanker payudara, kanker serviks pada wanita, kanker paru-paru, dan kanker usus yang lebih sering ditemukan pada pria.
“Nah untuk kanker, kanker ini naik terus. Naik terus yang meninggalnya setiap tahun. Bukannya apa-apa, karena ketemu (sel kankernya). Dulu enggak ketemu, sekarang kan diagnosisnya makin bagus. Dan Kementerian Kesehatan mulai tahun ini kan akan develop kemampuan diagnosis itu ke 514 kabupaten (atau) kota,” pungkas dia.