Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Menkes: Berantas TBC Hanya Slogan, Kita Tidak Bekerja Keras
11 November 2024 14:40 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengaku pelaksanaan skrining pasien tuberkulosis (TBC) di Indonesia masih rendah. Indonesia baru mampu melaksanakan proses skrining pada 400 ribu pasien pada masa COVID-19.
ADVERTISEMENT
Pelaksanaan skrining meningkat menjadi 700 ribu pasien pada tahun 2022 dan hanya 800 ribu pasien pada tahun 2023.
"Menurut saya kita tidak bekerja cukup keras untuk memberantas TB dan hanya menjadikannya slogan. Kita punya 20 atau 30 rencana aksi, bagaimana memberantas TB," katanya dalam Pertemuan Tingkat Tinggi Inovasi TBC di Bali, Senin (11/1).
Budi Sadikin menargetkan Indonesia mampu melakukan skrining kepada 900 ribu sampai 1 juta pasien pada tahun 2025. Pemerintah telah menyiapkan dana sekitar Rp 8 triliun untuk mengentaskan penyakit TBC di Indonesia.
Dana ini untuk mengembangkan uji laboratorium memproduksi alat tes yang murah, menciptakan vaksin bagi orang dewasa dan sistem pengobatan yang lebih cepat.
Menkes optimistis target skrining 1 juta pasien dapat terlaksana. Hal ini karena Indonesia sudah menyalurkan 2 ribu mesin Tes Cepat Molekuler (TCM) mendeteksi TBC dan sebanyak 36 mesin x-ray portabel di 514 kota.
ADVERTISEMENT
"Target saya di bawah dua dolar AS per tes (mendeteksi TBC) karena untuk mencapai 1 juta tahun depan," sambungnya.
Selain itu, Budi Gunadi Sadikin mengatakan, Indonesia tengah melakukan kerja sama mengembangkan vaksin mengeliminasi TBC.
Beberapa di antaranya BNT164a1 oleh BioNTech dan Bio Farma. Indonesia akan berpartisipasi dalam fase 2 kandidat vaksin TB mRNA dari BioNTech. Indonesia juga terlibat dalam fase 1 uji klinis kandidat vaksin TBC vektor virus CanSinoBio.
"Sekarang dengan teknologi PCR kita lagi coba di Jawa Barat, diswab aja kayak kita tapi di lidah, tenggorokan. Itu inovasi yang sedang dicoba di Jawa Barat. Dan juga dengan teknologi USG. Ternyata dengan dibantu AI, bisa untuk identifikasi pneumonia atau TBC," katanya.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan data WHO, Indonesia menduduki posisi kedua dengan kasus TBC terbanyak di dunia. Sebanyak 87 persen infeksi TB terjadi di hanya 30 negara, dengan rincian India (26 persen), Indonesia (10 persen), China (6,8 persen), Filipina (6,8 persen), dan Pakistan (6,3 persen).
Dikutip dari kumparanSAINS, penderita tuberkulosis secara keseluruhan mencapai 10,8 juta kasus pada tahun lalu, meningkat dari 10,7 juta kasus pada 2022. Ini juga peningkatan signifikan dibandingkan data 2021 (10,4 juta kasus) dan 2020 (10,1 juta kasus).