Menkes Beri 7 Dokter Spesialis Adaptasi STR Seumur Hidup, Harap Tahun Depan 100

16 Desember 2024 12:42 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menkes Budi Gunadi Sadikin memberikan keterangan pers usai penyerahan Surat Selesai Adaptasi dan STR Seumur Hidup kepada 7 dokter spesialis WNI lulusan luar negeri, di Ditjen Tenaga Kesehatan Kemenkes, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (16/12). Foto: Fadhil Pramudya/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menkes Budi Gunadi Sadikin memberikan keterangan pers usai penyerahan Surat Selesai Adaptasi dan STR Seumur Hidup kepada 7 dokter spesialis WNI lulusan luar negeri, di Ditjen Tenaga Kesehatan Kemenkes, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (16/12). Foto: Fadhil Pramudya/kumparan
ADVERTISEMENT
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin, menyerahkan surat selesai adaptasi dan Surat Tanda Registrasi (STR) seumur hidup bagi 7 dokter spesialis dari Indonesia yang merupakan lulusan luar negeri.
ADVERTISEMENT
Penyerahan tersebut dilakukan di Ditjen Tenaga Kesehatan Kementerian Kesehatan, di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (16/12).
Adapun 7 dokter spesialis tersebut terdiri dari 3 orang dokter spesialis ortopedi dan traumatologi (Sp.OT), 3 orang dokter spesialis penyakit dalam (Sp.PD), dan 1 orang dokter spesialis obgyn (Sp.OG).
Usai penyerahan, Budi berharap program ini juga makin meningkatkan jumlah dokter adaptasi hingga 100–200 orang pada tahun depan.
"Mudah-mudahan saya mintanya sudah 7 yang lulus, dari 32 yang dalam proses. Dan supaya tahun depan jadi 100 atau 200," ujar Budi kepada wartawan, Senin (16/12).
"Dan mereka bisa memviralkan ini ke teman-teman diaspora, dokter-dokter Indonesia di luar negeri, kan, banyak, dan ingin balik berbakti buat negara, masyarakat yang sangat membutuhkan," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Budi menyebut, bahwa program adaptasi ini juga sebagai bentuk mengisi kekurangan dokter spesialis yang ada di Indonesia.
Ia pun menekankan bahwa kekurangan dokter tak hanya menimpa Indonesia, tapi juga seluruh dunia. Dalam data yang disampaikannya berdasarkan pencarian di ChatGPT, lanjutnya, dunia kekurangan sekitar 6,4 juta dokter.
"Tadi kita ketemu dengan beberapa Dirut-Dirut dari Rumah Sakit Umum Daerah, dari Aceh, dari Lampung, dari Anambas. Ya mereka cerita bahwa masyarakat mereka itu banyak yang meninggal tidak tertangani. Jadi mereka sangat berterima kasih. Begitu dikasih dokter adaptasi," ungkap dia.
Dengan penyerahan surat selesai adaptasi dan STR seumur hidup itu, Budi pun berharap para dokter spesialis itu mau mengabdi dan bekerja di daerah-daerah, termasuk di pelosok Indonesia.
ADVERTISEMENT
"Karena sekolah-sekolah pendidikan kedokteran di luar negeri kan secara total lebih banyak dari di Indonesia kan," ucapnya.
"Sehingga orang-orang Indonesia bisa belajar ambil kedokteran di luar negeri, kemudian balik ke Indonesia, sekali lagi ditempatkan untuk mengisi lokasi-lokasi yang kosong," papar dia.
Lebih lanjut, Budi juga mengungkapkan bahwa Kemenkes juga akan mulai memperbanyak pendidikan dokter spesialis berbasis rumah sakit atau hospital-based.
"Kita akan memperbanyak pendidikan dokter spesialis berbasis rumah sakit yang tahun ini akan segera mulai," imbuh dia.
Program tersebut, kata dia, diperuntukkan bagi mereka yang bekerja di daerah yang belum lengkap dokter spesialis.
"Dan orang yang masuk ke pendidikan hospital-based ini adalah orang-orang yang bekerja di daerah-daerah yang memang belum lengkap dokter spesialis," tutur Budi.
ADVERTISEMENT
"Jadi diberikan afirmasi, beasiswa, enggak usah bayar uang sekolah, biaya hidupnya kita tanggung, tapi mereka harus balik ke sana," pungkasnya.