Menkes Bicara Khasiat Vaksin Sinovac di Brasil 50-90%: Tiap Negara Bisa Berbeda
ADVERTISEMENT
Menteri Kesehatan (Menkes ) Budi Gunadi Sadikin bicara laporan otoritas Brasil soal efficacy (kemanjuran) vaksin corona CoronaVac oleh perusahaan China, Sinovac , yang berkisar 50-90 persen. Vaksin Sinovac ini ikut diuji coba dan jadi salah satu opsi yang akan digunakan di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Menurut Budi, uji coba vaksin corona di tiap-tiap negara bisa menghasilkan kemanjuran yang berbeda.
"Memang efficacy ini perlu ahlinya yang menjabarkan, karena even untuk vaksinnya sama, efficacynya di tiap negara bisa berbeda-beda. Di tiap negara di mana ada uji klinis 3 itu bisa berbeda-beda," jelas Budi di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (29/12).
"Jadi, misalnya Pfizer, efficacy di Amerika Serikat sekian, di Asia sekitar, Eropa sekian. Bisa berbeda-beda," imbuhnya.
Karena seperti diketahui, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan ambang batas kemanjuran vaksin corona minimal 50 persen. Dan sebelum mengeluarkan izin edar darurat, seperti vaksin Sinovac di Indonesia, Budi menyebut banyak sekali komponen yang harus dipertimbangkan.
Terkait kemanjuran vaksin Sinovac di Indonesia, Budi akan menyerahkannya ke BPOM dan Bio Farma.
ADVERTISEMENT
"Ini adalah proses yang sangat scientific, dan ahlinya ada di BPOM. Saya tidak berandai-andai bahwa saya ahli di bidang efficacy vaksin. Jadi saya percaya ke BPOM untuk bisa menentukan mana yang dapat digunakan, mana yang tidak," tutup Budi.
BPOM hingga kini masih menunggu hasil uji klinis fase III vaksin Sinovac yang berlangsung di Bandung. Hasil uji klinis ini akan berperan penting terhadap dikeluarkannya izin darurat (emergency use authorization/EUA), sebelum vaksin diberikan ke masyarakat.
Selain di Brasil, Turki juga sudah mengeluarkan hasil uji klinis mereka terhadap vaksin Sinovac. Hasilnya, otoritas Turki menyatakan kemanjuran Sinovac mencapai 91,25 persen.