Menkes Dorong Program Vaksin Indovac dan Inavac Digencarkan Bulan Ini

7 November 2022 19:40 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengikuti rapat kerja dan rapat dengar pendapat dengan Ketua Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) di Komisi IX DPR RI, Jakarta, Rabu (23/3/2022). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengikuti rapat kerja dan rapat dengar pendapat dengan Ketua Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) di Komisi IX DPR RI, Jakarta, Rabu (23/3/2022). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
Menkes Budi Gunadi Sadikin mengungkap pemerintah mulai mengurangi pasokan vaksin COVID-19 dari luar negeri seiring hadirnya vaksin dalam negeri Indovac produksi PT Bio Farma (Persero) dan Inavac produksi PT Biotis Pharmaceuticals Indonesia.
ADVERTISEMENT
Budi menargetkan, distribusi vaksin Indovac digencarkan mulai November ini, termasuk untuk penggunaan booster. Hal ini diungkapnya usai rapat dengan Komisi IX, BPOM, dan BKKBN terkait penanganan stunting di Gedung DPR RI, Senin (7/11).
"Memang ini agak kita tahan [yang dari luar] karena kan sudah ada vaksin produksi dalam negeri. Nah produksi dalam negeri sebenarnya mau kita dorong tadinya di Oktober, cuma agak terlambat jadi di November ini. Mudah-mudahan dalam waktu dekat, saya dengar yang Bio Farma sudah diijinkan oleh BPOM untuk booster," kata Budi.
"Sebentar lagi yang Biotis. Kalau itu berdua sudah keluar, November ini kita secara masif mendorong lagi program booster dengan vaksin dalam negeri," imbuh dia.
Menkes menerangkan saat ini Indonesia masih punya stok 5 juta vaksin Pfizer dari Covax Facility. Sebanyak 2,5 juta sudah didistribusikan ke seluruh daerah.
ADVERTISEMENT
"Itu sudah datang sekitar 2 minggu yang lalu kalau enggak salah dan sudah didistribusikan 2,5 juta ke seluruh kabupaten/kota dan provinsi," terang dia.
Ia menyebutkan kecepatan vaksinasi Indonesia saat ini 100 ribu per hari, sehingga stok yang sudah didistribusikan bisa untuk 25 hari ke depan.
Adapun 2,5 juta stok vaksin sisanya akan ditahan di pusat hingga stok vaksin di daerah menipis.
"Jadi sebenarnya bisa sampai akhir Desember lah stok ini ada. Tapi kita lihat karena kecepatannya sekarang melambat, kita pegang yang 2,5 juta di pusat," jelas dia.
"Kalau ada daerah yang cepet [habis] kita kasih [lagi]. Karena pengalaman kita banyak juga vaksin yang expired di daerah-daerah yang dikirim, jadi kita enggak mau kasih banyak-banyak stoknya di daerah, biarkan di pusat," pungkas Budi.
ADVERTISEMENT