Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Menkes: Kasus Omicron BF.7 Tak Ada Kenaikan, Tak Perlu Pengetatan
3 Januari 2023 14:14 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan kasus corona varian Omicron BF.7 di Indonesia tidak menunjukkan kenaikan. Hingga saat ini total kasus ada 15 dan semua pasien sudah dinyatakan sembuh.
ADVERTISEMENT
"BF.7 ada 15 (kasus) dan tidak ada pergerakan naik. Jadi kita merasa, ya, tidak perlu kita mengetatkan kegiatan," kata Budi usai menghadiri acara di kantor Pimpinan Pusat Muhammadiyah di Menteng, Jakarta, Selasa (3/1).
Budi menyebut, aktivitas masyarakat juga tidak perlu dibatasi sebab imunitas yang dimiliki masyarakat Indonesia sudah bagus. Hal tersebut sesuai dengan hasil Survei Serologi Penduduk Juli 2022 yang menyatakan 98% penduduk sudah punya kekebalan.
"Tidak perlu mengurangi, membatasi kegiatan masyarakat karena imunitas sudah tinggi," ucapnya.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyatakan sebanyak 15 orang yang terkonfirmasi kasus COVID-19 varian Omicron dengan subvarian BF.7, telah sembuh.
"Semua isoman spesimen bulan Oktober dan semua sudah sehat," kata Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kemenkes Siti Nadia Tarmizi, Kamis (29/12).
ADVERTISEMENT
Pasien kasus BF.7 telah diambil spesimennya sejak Oktober 2022. Mereka disebut hanya bergejala ringan seperti flu.
"Kita tidak terlalu khawatir karena sejak Oktober ditemukan masih varian XBB yang mendominasi, belum ada tanda peningkatan BF.7," lanjutnya.
Sebanyak 15 pasien itu tersebar di tiga provinsi, yakni Jakarta 7 kasus, Jawa Barat 1 kasus, dan Bali 7 kasus. Enam pasien memiliki riwayat perjalanan luar negeri dan 9 lainnya adalah transmisi lokal.
Pekan lalu, Menkes mengkonfirmasi subvarian baru virus corona Omicron BF.7 sudah masuk ke Indonesia. Subvarian ini yang membuat China kewalahan karena mereka belum punya imunitas kelompok yang solid.
Sehingga, ketika kebijakan zero COVID-19 dicabut, akibat masifnya protes, kasus infeksi tiba-tiba meledak. Krematorium penuh sehingga terjadi antrean panjang.
ADVERTISEMENT
Mudah Menginfeksi
Dibandingkan dengan varian lainnya seperti BA.1 dan BA.2, varian BF.7 dilaporkan memiliki kemampuan infeksi yang paling kuat dengan masa inkubasi yang pendek dan tingkat penularan yang lebih cepat. Faktor-faktor inilah yang menyebabkan China kembali mengalami lonjakan kasus.
Dengan angka indeks penularan R0 antara 10 hingga 18,6, satu orang yang terinfeksi varian BF.7 akan menularkan virus ke rata-rata 10 hingga 18,6 orang lainnya. Dibandingkan dengan varian Omicron yang hanya memiliki R0 di angka rata-rata 5,08, varian ini tentu lebih mudah menginfeksi orang lain.
Tidak hanya itu, varian BF.7 juga diketahui dapat menginfeksi orang yang sebelumnya pernah menderita COVID-19, pernah divaksinasi atau keduanya.
Gejala awal dari varian ini tidak banyak berbeda dari varian lainnya, yaitu:
ADVERTISEMENT