Menkes Lobi WHO untuk Jadikan Indonesia Pusat Produksi Vaksin COVID-19 di Dunia

16 September 2021 10:58 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menkes Budi Gunadi Sadikin. Foto: Nick Hano/VOXPP
zoom-in-whitePerbesar
Menkes Budi Gunadi Sadikin. Foto: Nick Hano/VOXPP
ADVERTISEMENT
Pemerintah Indonesia memulai pembicaraan dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan enam perusahaan obat. Perundingan dilakukan untuk menjadikan Indonesia pusat pembuatan vaksin COVID-19 di dunia.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut disampaikan Menkes Budi Gunadi Sadikin dalam wawancara khusus dengan kantor berita Reuters. Budi mengatakan, untuk tahap awal inisiatif tersebut Indonesia akan membeli vaksin dari perusahaan yang mau membagikan teknologi dan membangun fasilitas di Indonesia.
"Kami sedang bekerja bersama WHO untuk menjadikan (Indonesia) salah satu pusat produksi vaksin mRNA secara global," ucap Budi seperti dikutip dari Reuters.
Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus. Foto: REUTERS/Denis Balibouse
Budi memastikan, dirinya sudah melobi Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus terkait rencana tersebut. Pembicaraan Budi dengan Tedros dilakukan saat dirinya melawat ke Eropa awal September lalu.
"WHO sudah menunjuk Afsel sebagai lokasi pertama, dan saya berkata secara logis Indonesia harus jadi yang kedua," sambung dia.
Lebih lanjut, Budi menyebut Indonesia berkeinginan membangun keahlian di bidang vaksin mRNA. Selain itu, Indonesia juga ingin mempunyai kemampuan mengembangkan vaksin viral vector seperti yang dilakukan AstraZeneca.
Ilustrasi Vaksin COVID-19 Astrazeneca. Foto: Shutter Stock
Menurut Budi, saat ini Indonesia berada di posisi tepat untuk menjadi pusat produksi yang dapat mengekspor vaksin ke seluruh dunia.
ADVERTISEMENT
Faktor utamanya, Indonesia adalah negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia. Oleh karenanya, vaksin produksi Indonesia dijamin halal.
Di samping WHO, Budi mengakui sudah berdiskusi dengan pengembang vaksin seperti Anhui, Walvax, Sinovac, Genexine, Arcturus Therapeutics dan Novavax. Pembicaraan berkisar pada peningkatan produksi dan penelitian pengembangan vaksin.
"Kami membuka kesempatan serupa dengan AstraZeneca. Kami juga terbuka untuk rekanan kami seperti Pfizer. Kami terbuka untuk siapa saja," ujar dia.
Seorang jubir WHO mengkonfirmasi Indonesia adalah satu dari 25 negara berpenghasilan menengah dan rendah yang menyatakan ingin menjadi pusat produksi vaksin di dunia. Namun, jubir itu menolak mengatakan Indonesia merupakan kandidat unggulan.