Menkes Mau Latih Dokter Umum Jadi Obgyn, Ini Alasannya

12 Mei 2025 11:49 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
8
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyampaikan arahan saat peluncuran Gerakan Bersama Penguatan Desa dan Kelurahan Siaga Tuberkulosis di Kantor Kelurahan Rambutan, Jakarta Timur, Jumat (9/5/2025). Foto: Asprilla Dwi Adha/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyampaikan arahan saat peluncuran Gerakan Bersama Penguatan Desa dan Kelurahan Siaga Tuberkulosis di Kantor Kelurahan Rambutan, Jakarta Timur, Jumat (9/5/2025). Foto: Asprilla Dwi Adha/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menjelaskan alasannya melatih dokter umum di daerah menjadi Obstetri dan Ginekologi (Obgyn). Menurut dia, hal itu sebagai upaya bisa menangani persalinan ataupun melakukan operasi caesar dalam kondisi medis tertentu.
ADVERTISEMENT
Dia mengatakan, berawal dari kunjungannya ke beberapa daerah 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar) dan menemukan banyaknya kasus perempuan yang meninggal saat melahirkan. Selain itu, mereka tidak mendapatkan penanganan yang tepat karena minimnya dokter spesialis obgyn.
“Saya datang ke Pulau Nias, ke Pulau Taliabu, ke Pulau Anambas. Itu banyak ibu-ibu yang meninggal karena tidak tertangani pada saat lahirannya,” kata Budi kepada wartawan, di Hotel Fairmont, Jakarta Pusat, Senin (12/5).
Ilustrasi sakit usai persalinan. Foto: Shutterstock
Menurutnya, daripada dokter-dokter umum tersebut hanya melihat pasien yang berakhir meninggal dunia, lebih baik mereka diajarkan untuk bisa membantu penanganan persalinan.
“Saya rasa dokter-dokter di sana daripada hanya menonton rakyat (atau) masyarakat meninggal, harusnya diberi ilmu untuk bisa menangani mereka. Beberapa ilmu bisa diturunkan ke bawah karena dulu juga dilakukan seperti itu. Itu yang saya minta,” jelas dia.
ADVERTISEMENT
Wacana untuk melatih dokter umum menjadi obgyn turut menuai beragam respons dari tenaga medis dan masyarakat di media sosial. Sebab, untuk seorang dokter dapat menangani persalinan ataupun operasi harus menempuh program pendidikan dokter spesialis (PPDS) terlebih dahulu.
Budi mengatakan, masyarakat yang tinggal di kota tidak akan merasakan bagaimana pentingnya kehadiran dokter. Apalagi di daerah 3T, masih sedikit dokter spesialis sehingga membutuhkan waktu lebih lama saat melakukan tindakan (operasi).
“Banyak orang yang tinggal di kota mungkin tidak merasa pentingnya ini karena dia bisa akses ke dokter. Tapi masyarakat yang di desa, yang di pulau-pulau itu sangat butuh. Di Nias itu tidak ada. Jadi kalau dia mesti operasi, mesti 4 jam, mesti 3 (jam), “imbuh dia.
ADVERTISEMENT