Menkes Minta Supaya Serum Anti-Difteri Dibuat Sesuai Kebutuhan

28 Desember 2017 14:51 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Vaksin Difteri. (Foto: Antara/M Agung Rajasa)
zoom-in-whitePerbesar
Vaksin Difteri. (Foto: Antara/M Agung Rajasa)
ADVERTISEMENT
Selain menyediakan vaksin imunisasi untuk menangkal difteri, Kementerian Kesehatan juga menyediakan antidifteri serum (ADS) untuk memulihkan penderita difteri. Namun, serum tersebut harus dibuat sesuai jumlah kebutuhan karena tak bertahan lama.
ADVERTISEMENT
"Serum ini kan tidak bisa bertahan lama, kita harus buat sesuai jumlah, tapi kan unpredictable juga. Contohnya, kita sangka (penderita) demam berdarah banyak tahunya sedikit, ya semacam itulah," ujar Menteri Kesehatan Nila Moeloek di RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, Kamis (28/12).
Selain itu, ADS ini menggunakan plasma kuda sebagai salah satu bahannya. Hal tersebut menimbulkan kendala tambahan dalam produksi serum karena harus menyesuaikan dengan jumlah kuda yang ada di Indonesia.
"Serum ini kan serum kuda, nah gimana, ada enggak persediaan kudanya di sini," kata Nila. Kemenkes sendiri masih memiliki sekitar 700 ADS cadangan yang bisa dipakai oleh beberapa orang.
ADS kini sudah bisa diproduksi oleh Biofarma, namun Menkes masih mendatangkan serum dari luar negeri, salah satunya India. Selain bantuan dari negara lain, Organisasi Kesehatan Dunia PBB, WHO, juga menyumbangkan 500 vial untuk Indonesia.
ADVERTISEMENT
"Dari WHO dapat hibah 500 vial dan akan datang lagi 2.500 vial. Harapan saya, mudah-mudahan cukup," papar Nila.