Menkes: Omicron Siluman di India dan Indonesia Tidak Melonjak

23 Maret 2022 17:21 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi virus corona Omicron. Foto: Dado Ruvic/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi virus corona Omicron. Foto: Dado Ruvic/REUTERS
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menjelaskan subvarian Omicron BA2 atau yang dikenal dengan Omicron Siluman relatif lebih cepat penularannya. Namun keparahannya sama dengan varian Omicron biasa.
ADVERTISEMENT
Pun, BA2 tak bisa terdeteksi dengan PCR harus menggunakan whole genome sequencing (alat mendeteksi varian COVID-19)
“Daerah atau negara-negara di Eropa Inggris Belanda Swedia Hongkong dan China itu karena BA2 jadi yang perlu dipahami adalah lonjakan yang sangat tinggi itu sangat ditentukan oleh ada varian baru,” kata Menkes Budi di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (23/3)
Menkes Budi mengulas, sewaktu Juli tahun lalu kasus COVID-19 naik penyebabnya adalah varian delta yang notabene saat itu adalah varian baru COVID-19.
“Nah, waktu BA2 naik, kita lihat di kita kok tidak naik, jadi ada 2 negara yang BA2nya naik tetapi kita tidak naik. Yaitu India dan Indonesia,” papar Eks Wamen BUMN ini.
Kendati demikian, ditegaskan Menkes Budi belum ada penelitian yang 100persen ilmiah tetapi ia menduga mengapa India dan Indonesia tidak melonjak, penyebabnya adalah vaksinasi yang cepat di September dan Oktober 2021.
ADVERTISEMENT
“Jadi kekebalannya masih tinggi, dan orang kita yang sudah tertular dan divaksinasi itu tinggi terlihat dari survei kita 86,6 persen kita sudah punya antibodi, antibodi asalnya dari vaksinasi atau infeksi,” tandas Menkes Budi.