Menkes Pakai Acuan CT Value untuk Deteksi Varian Delta Gantikan WGS

9 Juli 2021 19:24 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
clock
Diperbarui 13 Agustus 2021 13:58 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menkes RI Budi Gunadi Sadikin memberikan keterangan pers terkait kedatangan vaksin COVID-19 Sinovac di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Minggu (18/4). Foto: Muhammad Iqbal/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Menkes RI Budi Gunadi Sadikin memberikan keterangan pers terkait kedatangan vaksin COVID-19 Sinovac di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Minggu (18/4). Foto: Muhammad Iqbal/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin meminta agar data CT (Cycle Threshold) Value dimasukkan dalam setiap data hasil swab PCR pasien COVID-19. Tujuannya untuk mengetahui seberapa besar varian Delta yang tersebar.
ADVERTISEMENT
Sebab, menurut Budi, varian Delta memiliki CT Value yang lebih rendah. Jika pasien terkena varian ini maka rumah sakit harus menyesuaikan tindakan medis yang diambil.
"Dia (varian Delta) masa (virus) aktifnya lebih cepat, ya. Jadi sembuhnya lebih cepat, tapi meningkat keparahan lebih cepat. Sehingga intervensi perawatan di rumah sakit pun berbeda," kata Budi saat konferensi pers virtual, Jumat (9/7).

Alasan CT Value Jadi Acuan

Budi menjelaskan mengapa CT Value bisa jadi acuan untuk menduga pasien terinfeksi varian Delta. Pihaknya sudah melakukan beberapa simulasi dengan menggunakan CT Value tanpa melakukan whole genome sequencing (WGS) yang membutuhkan waktu lebih lama.
ADVERTISEMENT
Konpers PPKM Darurat di luar Jawa-Bali. Foto: Youtube/@BNPB
Simulasi diambil lewat data CT Value di Sumatera Barat. Di sana terlihat pada minggu pertama Desember 2020 saat varian Delta belum menyebar rata-rata CT Value pasien COVID-19 terkecil 12.
Angka ini kemudian menurun pada Juni 2021, yang terkecil menjadi 8,2. Nilai tersebut hampir sama dengan kondisi di Jakarta, Kudus, dan Bangkalan, yang sudah ada dengan CT Value terendah 9,54.
Konpers PPKM Darurat di luar Jawa-Bali. Foto: Youtube/@BNPB
"Sehingga dengan menggunakan data komparasi ini kita bisa menduga bahwa daerah-daerah yang rata-rata CT minimal rendah itu sudah dimasuki Delta. Sehingga kita bisa melakukan persiapan yang baik dalam rangka persiapan menghadapi Delta yang tidak lebih mematikan, tapi penularannya yang lebih cepat. Sehingga tata cara perawatan di rumah sakit dan agresivitas kita testing harus ditingkatkan," kata Budi.
ADVERTISEMENT
Budi menegaskan mulai Senin (12/7) setiap provinsi wajib menyampaikan ke Kemenkes data CT Value dari hasil swab PCR pasien COVID-19. Dengan begitu harapannya penanganan bisa tepat dilakukan.
"Setiap uji PCR, itu CT Value harus dimasukkan ke sistem Kemenkes untuk bisa diantisipasi di mana daerah-daerah yang potensi penyebaran Delta-nya ada di sana. Mulai Senin kita akan roll out ini ke semua provinsi terutama di luar Jawa," kata Budi.