Menkes Resmikan RSUP Kupang, Jadi RS Terbesar di Wilayah Timur

22 Desember 2022 19:13 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menkes Budi Gunadi meresmikan RSUP Dr. Ben Mboi, Kupang, Kamis (22/12/2022). Foto: Kemenkes RI
zoom-in-whitePerbesar
Menkes Budi Gunadi meresmikan RSUP Dr. Ben Mboi, Kupang, Kamis (22/12/2022). Foto: Kemenkes RI
ADVERTISEMENT
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin meresmikan RS Umum Pusat (RSUP) Kupang pada Kamis (22/12). RS dengan nama RSUP Dr. Ben Mboi itu sudah bisa melayani pasien besok, Jumat (23/12).
ADVERTISEMENT
Pembangunan RSUP berkonsep gedung terbuka dan memperhatikan tata kota serta drainase yang terintegrasi dengan pengolahan limbah pabrik. Rumah sakit ini dibangun di atas 35 ribu meter persegi atau 18 ha.
Proses pembangunan dilakukan selama 18 bulan dan total selesai dalam waktu 24 bulan. Terdapat 210 tempat tidur, 36 tempat tidur intensif, 12 ruang pinere, 5 kamar operasi dan 1 cath lab.
Sebanyak 166 SDM telah direkrut untuk bekerja di RS tersebut. Semuanya berasal dari kota Kupang, mulai dari dokter, perawat, bidan, teknisi, dan petugas pengamanan, semuanya orang asli daerah.
Dari 166 SDM tersebut 121 pegawai di antaranya sudah magang di rumah sakit UPT Vertikal Kemenkes di Jakarta, selama satu bulan di unit layanan dan instalasi seperti rawat jalan, rawat inap, perawatan intensif, pelayanan penunjang medis, dan layanan penunjang non-medis.
ADVERTISEMENT
Tujuannya agar mereka mendapatkan pengalaman dari senior-seniornya di rumah sakit RSCM, RS Fatmawati, RS Karyadi, RS Jantung Harapan Kita dan sebagainya.
Fasilitas penunjang yang akan siap dioperasikan yaitu laboratorium, radiologi termasuk beberapa peralatan canggih seperti CT Scan 128 slice, dan fluoroskopi. Rencananya tahun depan fasilitas rumah sakit tersebut akan dilengkapi sesuai dengan rujukan tipe A, termasuk dalam hal ini alat radioterapi dan MRA
Menkes Budi Gunadi Sadikin mengatakan, RSUP Dr. Ben Mboi secara bertahap akan menjadi rumah sakit tipe A.
Nantinya akan ada 3 tugas dari saya yang pertama adalah layanannya harus layanan yang paripurna, layanan yang terbaik bukan hanya medisnya tapi non medisnya juga. Tidak boleh tempat parkirnya berantakan, harus rapi, taman-tamannya harus bagus.
ADVERTISEMENT
"Pasien yang ke rumah sakit harus merasa seperti ke mal, layanan medisnya harus bagus, masyarakat harus mendapatkan layanan terbaik," ujar Budi Gunadi.
Tugas kedua, lanjut dia, harus bisa menjadi pusat pendidikan dan bekerja sama dengan fakultas kedokteran. Harus ada penelitian-penelitian yang keluar dari RSUP Dr. Ben Mboi terkait cara mengobati yang benar.
Ketiga, RS ini harus jadi pengampu seluruh rumah sakit di NTT. Semua rumah sakit di kabupaten/kota di NTT adalah tugas dari rumah sakit vertikal ini untuk meningkatkan pelayanan sehingga tidak lagi ada pasien berobat ke luar negeri.
"Harapan saya 2-3 tahun masyarakat sini berobat di sini tidak harus keluar negeri bahkan orang luar negeri yang berobat ke sini," tutur Budi Gunadi.
ADVERTISEMENT
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kemenkes dr. Azhar Jaya mengatakan, terdapat tenaga spesialis tamu sebanyak 11 orang yakni spesialis anak, anestesi, bedah umum, jiwa, mata, paru, anatomi, penyakit dalam, dan spesialis gigi periodonsia.
"Kami juga terus berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan, Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Provinsi NTT dalam pengurusan penerbitan surat izin praktik," ucap dr. Azhar.

RSUP Kupang Diminta Tangani Jatung, Stroke, dan Ginjal

Menkes Budi Gunadi meresmikan RSUP Dr. Ben Mboi, Kupang, Kamis (22/12/2022). Foto: Kemenkes RI
RSUP Dr. Ben Mboi Kupang menjadi salah satu RS terbesar di wilayah timur. Budi Gunadi pun meminta RS tersebut mampu menangani penyakit jantung, stroke, dan ginjal.
"Proyek pembangunan RS ini sebenarnya dimulai di zamannya Ibu Nila Moeloek (Menkes 2014-2019). Pemerintah ingin membangun rumah sakit-rumah sakit besar di daerah Timur yaitu di Papua, Ambon dan juga di Nusa Tenggara Timur agar layanan kesehatannya merata," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Targetnya semua rumah sakit di 34 provinsi harus bisa melakukan bedah jantung terbuka, bedah otak terbuka, dan operasi ginjal. Bahkan Budi Gunadi mengatakan, kalau bisa sampai transplantasi ginjal dilakukan di seluruh rumah sakit provinsi.
"RSUP Dr. Ben Mboi harus bisa memastikan seluruh kabupaten/kota di NTT bisa melakukan operasi jantung pasang ring, bisa melakukan kateterisasi kalau kena stroke, dan juga bisa melakukan pasang CAPD, hemodialisa, dan menghancurkan batu ginjal," ungkapnya.
Fokus 3 penyakit itu karena merupakan penyakit penyebab terbanyak kasus meninggal di Indonesia.
Menurut Budi Gunadi, RS di kabupaten/kota di NTT akan dilengkapi alat cath lab, alat pasang ring jantung, dan alat pengobatan stroke. Tak hanya itu, juga akan dilengkapi fasilitas lainnya, seperti kemoterapi dan bedah onkologi untuk kanker.
ADVERTISEMENT
"Itu alat akan kita bantu, tapi dokter-dokternya ini yang sangat kurang. Itu sebabnya kita akan mengagresifkan pendidikan dokter spesialis di mana rumah sakit-rumah sakit besar kita akan minta untuk bantu," tutur Budi Gunadi.
Dalam kesempatan yang sama, anggota DPR RI Komisi IX Emanuel Melkiades Laka Lena berharap RSUP Dr. Ben Mboi dengan berbagai fungsi pelayanan kesehatannya, bisa menjadi rumah sakit pendidikan. RSUP ini diharapkan mampu menghasilkan dokter-dokter ahli di NTT.
"Ini pasti akan menjadi salah satu yang membantu kita untuk urusan dokter-dokter di NTT, termasuk juga pengembangan pusat ekonomi," ucap Melki yang ikut hadir dalam peresmian RSUP Kupang ini.
Sekretaris Daerah NTT Yohana Lisapaly menambahkan kehadiran rumah sakit ini akan memperkuat pemberian pelayanan kesehatan kepada masyarakat NTT dan tentunya berdampak pada peningkatan derajat kesehatan masyarakat.
ADVERTISEMENT
Diharapkan, dengan beroperasinya rumah sakit ini akan menambah rumah sakit terbaik di NTT. Hal ini dapat memotivasi rumah sakit yang ada di NTT untuk berbenah dari segi pelayanan kesehatan dan fasilitas rumah sakit.
"Keberadaan rumah sakit ini menunjukkan kepada warga bahwa kita tidak perlu lagi berobat keluar negeri karena di NTT sudah ada rumah sakit yang layak dan representatif," ucap Yohana dalam kesempatan yang sama.