Menkes soal Asal Kasus Pertama Omicron: Diduga Tertular Pasien di Wisma Atlet

16 Desember 2021 14:07 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menkes RI Budi Gunadi Sadikin memberikan keterangan pers terkait kedatangan vaksin COVID-19 Sinovac di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Minggu (18/4). Foto: Muhammad Iqbal/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Menkes RI Budi Gunadi Sadikin memberikan keterangan pers terkait kedatangan vaksin COVID-19 Sinovac di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Minggu (18/4). Foto: Muhammad Iqbal/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengaku belum bisa memastikan dari mana sumber penularan pasien COVID-19 pertama dengan varian Omicron, yakni N yang merupakan pekerja kebersihan di Wisma Atlet.
ADVERTISEMENT
Ia beralasan, karena N merupakan kasus pertama, sehingga pihaknya masih melakukan tracing kontak erat lebih lanjut.
"Kita belum bisa ambil kesimpulan dia tertular dari mana, karena dia adalah kasus pertama yang kita lihat. Dugaan sementara kita, tertularnya dari pasien yang ada di Wisma Atlet," jelas Budi Gunadi dalam wawancara bersama Metro TV, Kamis (16/110.
Sebagai upaya tracing, Budi Gunadi menjelaskan, saat ini seluruh pasien di Wisma Atlet telah dilakukan tes PCR. Kemudian sampel dari orang-orang yang positif akan dikirimkan ke Balitbangkes, untuk diteliti apakah ada varian Omicron lagi.
"Tadi pagi ambil lagi semua di Wisma Atlet, tes PCR sekali lagi dan semua yang positif akan dibawa ke Balitbangkes untuk kita lakukan genome sequencing," ujar dia.
ADVERTISEMENT
Sejumlah pasien positif COVID-19 berolahraga di Rumah Sakit Darurat COVID-19 (RSDC), Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta, Rabu (5/5/2021). Foto: M RISYAL HIDAYAT/ANTARA FOTO
Budi memastikan hingga saat ini pelayanan di RS Wisma Atlet masih berjalan seperti biasa. Untuk kontak erat dengan kasus Omicron, akan dilakukan isolasi selama 10 hari.
Sementara pekerja berinisial N dan dua rekannya yang juga petugas kebersihan di Wisma Atlet sudah dilakukan tes PCR ulang dan telah negatif.
"Kontak erat yang kemungkinan terekspose Omicron ini akan kita isolasi selama 10 hari dan kita akan rutin PCR dan genome sequencing. [Bisa tetap terima karantina] dengan tower yang berbeda tapi manajemennya oleh Kepala BNPB," tuturnya.
Selain itu, pihaknya juga akan menaikkan testing hingga dua kali lipat standar WHO, sebagai upaya genome sequencing untuk mendeteksi lebih lanjut terkait kemunculan varian Omicron tersebut.
"Kita sekarang kasus positifnya sekitar 200-300 per hari, standar WHO 5 persen yang dilakukan genome sequence. Kita berencana menaikkan jadi 10 persen dari kasus yang terjadi. Jadi dua kali dari standar WHO," tutup Budi Gunadi.
ADVERTISEMENT