Menkes soal Dokter Ngeluh Mutasi: 100.000 Orang Meninggal Akibat TBC Tiap Tahun

9 Mei 2025 12:51 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Jumat (9/5/2025). Foto: Asprilla Dwi Adha/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Jumat (9/5/2025). Foto: Asprilla Dwi Adha/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menanggapi keluhan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) atas mutasi yang dilakukan kementerian kepada sejumlah dokter anak. Salah satunya, mutasi Ketua IDAI, dr Piprim Basarah Yanuarso, dari RSCM ke RS Fatmawati.
ADVERTISEMENT
Budi mengatakan dari 10 dokter yang dimutasi, hanya kelompok dr Piprim yang mempermasalahkan. Menurut Budi, lebih baik mengurusi masyarakat yang meninggal karena TBC yang berjumlah 100 ribu setiap tahunnya, dibandingkan meributkan masalah mutasi.
“Rotasi itu sudah saya lakukan itu, mungkin di atas 50. Batch dokter Piprim ini ada 10 (dokter dimutasi). Saya terus terang enggak hafal nama-namanya, tapi saya menyesalkan juga kenapa dari 50 (dokter) ini, yang ini tuh ramainya luar biasa,” kata Budi kepada wartawan usai menyampaikan arahan saat peluncuran Gerakan Bersama Penguatan Desa dan Kelurahan Siaga Tuberkulosis di Kantor Kelurahan Rambutan, Jakarta Timur, Jumat (9/5/2025)
“Jadi melibatkan keresahan di masyarakat. Saran saya yuk lebih baik kita ngurus ini, benar enggak? Masyarakat pada meninggal 100 ribu (setiap tahun karena TBC) daripada ngurusin hal-hal yang mutasi,” tambah dia.
ADVERTISEMENT

Keterangan dr Piprim

Suasana Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) dengan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) atas mutasi yang dilakukan ke sejumlah dokter anak, di Nusantara II, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (7/6). Foto: Alya Zahra/kumparan
Ketua Umum Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDA), dr Piprim Basarah Yanuarso, tak terima dipindah dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) ke Rumah Sakit Fatmawati (RSF). Ia kemudian mengadu ke Badan Aspirasi Masyarakat (BAM) DPR, Rabu (7/5).
"Kemudian mutasi saya sendiri aneh. Saya pada saat itu Hari Jumat (2/5) ditelepon oleh teman yang melihat edaran itu, sementara saya sendiri belum tahu isinya," kata Piprim mengawali paparannya.
"Sampai hari ini pun saya belum menerima surat fisik mutasi," ujar dia.
Piprim menambahkan, keanehan berikutnya adalah mengapa ia dimutasi ke RS Fatmawati, yang tak ada spesialis jantung anak.
"Kalau masalah di narasi itu adalah ada pendidikan terkait profesi saya, sedangkan saya dimutasi ke RS Fatmawati yang tidak mendidik (spesialis jantung) anak maupun subspesialis anak," katanya.
ADVERTISEMENT
Kata dia, dengan mutasi ini, dikhawatirkan akan mengganggu produksi jumlah dokter spesialis jantung anak di Indonesia.
Sementara Kemenkes menyebutkan alasan mutasi kepada sejumlah dokter untuk melakukan pemerataan layanan kesehatan.