Menkes soal Pembatasan Medsos bagi Anak: Picu Bullying hingga Terlambat Bicara

2 Februari 2025 9:58 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menkomdigi Meutya Hafid memberikan sambutan di Acara Car Free Day Kemendikdasmen, Jakarta Pusat, Minggu (2/2/2025). Foto: Alya Zahra/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menkomdigi Meutya Hafid memberikan sambutan di Acara Car Free Day Kemendikdasmen, Jakarta Pusat, Minggu (2/2/2025). Foto: Alya Zahra/kumparan
ADVERTISEMENT
Menkes Budi Gunadi Sadikin bicara soal dua masalah kesehatan mental pada anak akibat ketergantungan media sosial. Ia pun mendukung pengkajian aturan bermedia sosial bagi mereka dengan pembentukan tim kerja lintas kementerian/lembaga.
ADVERTISEMENT
"Kalau kami dari kesehatan sudah bicara dengan Ibu Meutya Hafid (Menkomdigi), ada 2 masalah kesehatan di anak yang terkait dengan media sosial atau digital yang berlebihan," kata Budi dalam Konpers Aturan Perlindungan Anak di Media Sosial, di CFD Jakarta, Minggi (2/2).
Kata Budi, pertama adalah kesehatan mental atau mental disorder. Ada 2 jenis penyakit mental yaitu anxiety disorder dan depression disorder yang banyak terjadi di anak-anak sekarang.
"Karena mereka terekspose secara berlebihan ke sosial media, sehingga mereka melihat sesuatu yang mempengaruhi kondisi jiwanya, kondisi mentalnya," tuturnya.
"Bisa dalam bentuk bisa dalam bentuk ajakan melakukan sesuatu yang tidak benar, itu terjadi," sambung Menkes.
Menkes Budi Gunadi Sadikin usai raker bersama DPR RI, Senin (8/7/2024). Foto: Haya Syahira/kumparan
Isu kesehatan yang disorot Budi terkait medsos adalah kesehatan verbal. Menurutnya, dengan terlalu banyak bermain di internet, ditemukan anak-anak dengan kemampuan bicara yang lambat.
ADVERTISEMENT
"Nah yang kedua isu kesehatannya Bapak Ibu adalah kesehatan psikomotorik, kesehatan verbal. Akhir-akhir ini kita banyak melihat anak-anak yang terlambat bicara," kata dia.
"Sehingga kita butuh banyak terapi-terapi bicara. Sesudah kita screening, kenapa terlambat bicara? Karena terlampau banyak aktivitasnya itu tidak bermain dengan teman-temannya secara sosial biasa. Tapi menghabiskan waktunya melihat gadget," sambungnya.
"Sehingga akibatnya mereka terlambat untuk bisa bicara dan harus dikirim menemui terapis-terapis bicara."
Oleh karena dua isu itu, Budi mendukung pembatasan medsos untuk anak. Dengan catatan, tidak berlebihan.
"Kenapa kami di kesehatan sangat mendukung untuk pembatasan yang tidak berlebihan dari akses ke media sosial digital karena masalah kesehatan mental, kesehatan jiwa yang kita sudah lihat," tutupnya.
ADVERTISEMENT