Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Menkes soal Pencegahan Penyebaran Cacar Monyet: Karantina hingga Vaksinasi
27 Agustus 2024 12:44 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Menteri Kesehatan (Menkes) RI, Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan langkah-langkah konkret yang telah diambil pemerintah untuk mencegah penyebaran penyakit Mpox atau cacar monyet di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Penyakit ini kembali menjadi perhatian dunia setelah Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) meningkatkan statusnya menjadi pandemi pada 14 Agustus 2024, menyusul lonjakan kasus di Afrika akibat varian baru yang lebih mematikan.
Pemerintah, melalui Kementerian Kesehatan, telah meningkatkan surveillance dengan mengaktifkan kembali Electronic Surveillance Card, mirip dengan aplikasi PeduliLindungi yang digunakan selama pandemi COVID-19.
"Jadi orang-orang datang dari luar negeri dia isi nanti dikasih QR Code kalau dia kuning, hijau, merah. Kalau hijau ya gak usah diapa-apain Kalau kuning, merah kita lihat suhunya, kalau ternyata memang tinggi dan ada ruam-ruam nanti diambil PCR," kata Budi usai ratas membahas cacar monyet di Istana Negara, Jakarta, Selasa (27/8).
Terkait dengan vaksinasi, pemerintah, kata Budi, telah mendatangkan 1.000 dosis vaksin dari Denmark sejak 2022 dan berencana mendatangkan tambahan 1.600 dosis minggu ini. Vaksin ini diprioritaskan untuk kelompok berisiko tinggi, seperti petugas laboratorium dan tenaga kesehatan.
ADVERTISEMENT
"Sekarang kita sedang datangkan lagi mudah-mudahan minggu ini bisa datang 1.000 dosis lagi. 1.000 dosis sudah kita datangkan. Kita tahu, ini kita beli dari Denmark, ada yang dari Jepang, yang Jepang ini belum mereka ekspor. Kita sekarang nanti arahan Bapak Presiden akan mencoba mendekati pemerintah Jepang apakah kita bisa mendatangkan vaksin Mpox yang dari Jepang," ujarnya.
Budi juga menjelaskan bahwa Indonesia telah mempersiapkan fasilitas pengobatan yang mencukupi di rumah sakit di Bali dan Jakarta, termasuk pengiriman obat-obatan antivirus ke lokasi-lokasi tersebut.
"Semua rumah sakit di Bali, Jakarta sudah kita siapkan udah kita siapkan, obat-obatnya udah dikirim ke sana. Karena pengalaman kita kalau kena 100% sembuh," ucap dia.
Mengenai penularan, Budi menekankan bahwa Mpox memiliki pola penularan yang mirip dengan HIV/AIDS, yang terjadi melalui kontak fisik dalam kelompok tertentu. Oleh karena itu, masyarakat diimbau untuk tetap waspada namun tidak perlu khawatir berlebihan.
ADVERTISEMENT
"Kita waspada, tapi tidak usah khawatir berlebihan," pungkasnya.