Menkes Ungkap Alasan RI Harus Impor Dokter: Masalah Selamatkan Nyawa

6 Agustus 2024 12:41 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin, melayat ke rumah duka dokter spesialis Paru-paru, dr Mawartih Susanty di Kota Makassar, Sulsel, Senin (13/3/2023). Foto: kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin, melayat ke rumah duka dokter spesialis Paru-paru, dr Mawartih Susanty di Kota Makassar, Sulsel, Senin (13/3/2023). Foto: kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menteri Kesehatan Budi Gunadi berencana impor dokter asing ke Indonesia. Menurutnya, impor dokter ini penting karena jumlah dokter di Indonesia sangat sedikit.
ADVERTISEMENT
Budi mengatakan, banyak masyarakat Indonesia meninggal karena tidak tertangani dokter. Ia memberi contoh masyarakat yang terkena serangan jantung dan stroke.
“Penyakit stroke itu 300.000 (kematian), jantung itu 250.000 (kematian), padahal kita tahu kalau orang kena serangan jantung atau stroke, di bawah 4,5 jam tertangani, itu mereka akan sembuh. Itu kan menunjukkan bahwa mereka tidak tertangani,” kata Budi kepada wartawan di The Westin Jakarta pada Selasa (6/8).
“Karena apa? Ya, karena nggak ada dokternya. Jadi, buat saya, ini masalah menyelamatkan nyawa,” sambung dia.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi menjawab pertanyaan di The Westin Jakarta pada Selasa (6/8/2024). Foto: Abid Raihan/kumparan
Dirinya beralasan banyaknya dokter asing karena proses hingga jumlah dokter Indonesia memadai masih memakan waktu.
“Ya, kita perbanyak jumlah dokternya, tapi itu kan 6 tahun lagi, banyak spesialis yang 4 tahun lagi. Spesialis dari luar indonesia itu kan nggak boleh masuk. Orang indonesia dapet spesialis di luar (negeri) gak boleh praktik di sini, kita sudah buka aturannya. Tetap masih kurang,” imbuh dia.
ADVERTISEMENT
“Ya, nanti kan kalau dokter Indonesia sudah naik (jumlahnya), dokter Indonesia tentu akan lebih kompetitif, dokter kita bagus kok, cuma sekarang jumlahnya saja yang nggak cukup dan kita nggak bisa nunggu,” tutup dia.