Menkes Ungkap Bullying di Grup Jarkom PPDS: Makian Binatang, Disuruh Makan Cabai

30 April 2025 14:56 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana rapat kerja Komisi IX DPR bersama Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (29/4/2025). Foto: Luthfi Humam/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana rapat kerja Komisi IX DPR bersama Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (29/4/2025). Foto: Luthfi Humam/kumparan
ADVERTISEMENT
Menkes Budi Gunadi Sadikin mengungkap deretan bukti bullying di Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS). Mereka sudah menerima lebih dari 2000-an aduan resmi, sekitar 600 di antaranya sudah diperiksa.
ADVERTISEMENT
"Karena diminta terbuka kami terbuka. Ini contoh hasil pemeriksaan yang kita temukan. Tadi di situ ada kelompok-kelompok bullying itu seperti apa," kata Menkes dalam rapat dengan Komisi IX DPR, Rabu (30/4).
Ia mengungkap ada grup 'JARKOM' yang selalu ada di berbagai kampus di Indonesia. Di sinilah tempat bullying verbal itu kerap terjadi selama bertahun-tahun.
Menkes kemudian menampilkan bukti chat bagaimana percakapan tak manusiawi antara senior dan senior PPDS.
Menkes beberkan bukti bukti bullying di PPDS saat rapat dengan Komisi IX DPR. Foto: Youtube/ TV Parlemen
"Yang satu bullying secara verbal. Ini selalu kita temui di setiap pengaduan yang masuk. Ini biasanya ditemukan di WA Group yang namanya Jarkom atau Jaringan Komunikasi," ujarnya.
"Di taraf PPDS itu ada Jaringan Komunikasi yang terdiri dari senior dan junior. Kalau kita lihat bahasa bahasanya super kasar. Ini terjadi di seluruh sentra pendidikan dan juga seluruh prodi. Hasil audit kita ada kejadian seperti itu," sambung dia.
ADVERTISEMENT
Dari chat yang ungkap ada kata-kata umpatan dengan bahasa binatang hingga menyebut alat kelamin.
"Kutunggu KAU Sekarang, ANJ**** Kau. Gak usah mancing-mancing aku kau kon***."
Ada Juga Bully Fisik
Tak hanya verbal, Budi juga mengungkap adanya bullying secara fisik. Misalnya bila junior melakukan kesalahan, dihukum makan cabai hingga berdiri berjam-jam.
"Kalau fisik ini, di (grup) Jarkom biasanya juga diminta, misalnya kalau dia melakukan pelanggaran harus makan cabe. Harus dimasukkan di Jarkom lalu dishare," tuturnya.
"Disuruh pushup, dia harus minum telor mentah, dia harus berdiri di tengah 7 jam 8 jam divideo atau difoto," sambung dia.
Menkes mengungkap, tidak semua bukti ditampilkan. Sebab, ada hal-hal lain yang lebih kasar.
"Ini hampir di tiap pengaduan ini ada. Jadi begitu Irjen kita masuk, ada Jaringan Komunikasinya, kita masuk ke orang-orangnya mereka lalu membuka diri," kata dia.
ADVERTISEMENT
"Konsisten, semua pengaduan itu ada. Sebenarnya ada yang lebih kasar dari ini, cuma kita gak berani masukin. Nanti kaget apalagi yang perempuan," tutupnya.