Menkes Usai Pertemuan G20 di Yogyakarta: Ada 5 Tawaran Tangani Krisis Kesehatan

22 Juni 2022 0:32 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus (kiri) bersama Menkes Budi Gunadi Sadikin (kanan) di The 1st G20 Health Ministers Meeting di Hotel Marriot Yogyakarta, Senin (20/6/2022). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus (kiri) bersama Menkes Budi Gunadi Sadikin (kanan) di The 1st G20 Health Ministers Meeting di Hotel Marriot Yogyakarta, Senin (20/6/2022). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
ADVERTISEMENT
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkap hasil pertemuan pertama Menteri Kesehatan Negara Anggota G20 atau The 1st G20 Health Ministers Meeting di Hotel Marriot, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
ADVERTISEMENT
Budi mengatakan, dalam pertemuan itu, salah satu fokus agendanya yakni membahas tentang arsitektur kesehatan global (G20) yang menjadi salah satu dari 3 agenda Presiden Jokowi.
Dari fokus agenda tersebut dihasilkan 5 tawaran menyikapi krisis kesehatan dunia. Salah satunya yakni menstabilkan keuangan yang dapat digunakan untuk memproduksi vaksin dan obat-obatan.
"Kita memiliki 5 objektif atau yang disebut penawaran. Yang pertama adalah menstabilkan keuangan (pendanaan), sumber dari pendanaan. Kedua penggunaan dana karena uang adalah separuh solusi dari kesehatan. Kita membutuhkan uang untuk dapat mengakses vaksin, obat-obatan, dan hal lain yang berhubungan," kata Budi di Yogya, Selasa (21/6).
"Ketiga, objek berhubungan dengan lab internasional untuk melakukan genome sequencing (prosedur dalam laboratorium) yang memiliki kemampuan mengidentifikasi patogi virus, bakteri dan lainnya," sambungnya.
ADVERTISEMENT
Tawaran keempat, lanjut Budi, pihaknya ingin menyelaraskan standar protokol kesehatan dunia sehingga lockdown tidak perlu dilakukan lagi karena mengganggu stabilitas ekonomi dan berdampak pada krisis global.
"Tujuan yang ke 4, kita ingin menyelaraskan standar protokol kesehatan global karena kita menginginkan untuk melakukannya di setiap pandemi. Respons yang diambil adalah dengan melakukan lockdown, tetapi ketika kita lockdown orang-orang tidak dapat bergerak, baik pelaut dan pilot juga tidak dapat bergerak, hal ini berimbas pada barang-barang yang juga tidak akan dapat didistribusikan," ujar Budi.
"Ini kemudian akan membuat kita tidak hanya mengalami krisis kebutuhan, tetapi juga krisis ekonomi, dan maka dari itu lockdown tidak dapat diartikan sebagai solusi. Sehingga hal ini menyebabkan penting bagi kita untuk mempersiapkan mempersiapkan protokol global," imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Tawaran terakhir, kata Budi, yakni memperluas penelitian yang berdampak pada kesehatan global. Kelima tawaran tersebut merupakan pembahasan dalam pertemuan itu.
"Kami ingin memperluas penelitan global dalam bidang kesehatan dan manufaktur," tandasnya.