Menkes: Varian Delta Plus AY.23 di Singapura Pasti dari Indonesia

14 November 2021 13:49 WIB
·
waktu baca 2 menit
Menkes RI Budi Gunadi Sadikin memberikan keterangan pers terkait kedatangan Vaksin COVID-19 Sinovac di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Senin (12/7). Foto: Youtube/Sekretariat Presiden
zoom-in-whitePerbesar
Menkes RI Budi Gunadi Sadikin memberikan keterangan pers terkait kedatangan Vaksin COVID-19 Sinovac di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Senin (12/7). Foto: Youtube/Sekretariat Presiden
ADVERTISEMENT
Pandemi COVID-19 di Indonesia belum tuntas. Hal tersebut disebabkan karena masih bermutasinya virus varian delta.
ADVERTISEMENT
Bahkan, mutasi virus varian delta AY.23 yang kini dominan di Indonesia telah menyebar ke negara lain. Termasuk ke Singapura.
“Misalnya di Singapura itu AY.23 itu pasti dari Indonesia asalnya, dari India varian delta yang asli B.1.617.2 itu masuk ke Indonesia kemudian dia bermutasi menjadi AY.23,” kata Menkes Budi Gunadi Sadikin saat diskusi secara virtual di Youtube PKSTV dikutip, Minggu (14/11).
“Dan itu jadi sub varian yang sangat dominan di Indonesia itu juga menyebar ke luar salah satunya ke Singapura, karena Singapura paling besar AY.23 yaitu varian baru dari delta,” tambahnya.
Budi menjelaskan dengan dilakukannya genome sequencing secara rutin terhadap varian-varian delta. Saat ini Indonesia telah melewati puncak kasus akibat varian tersebut.
Monitoring COVID-19 varian Delta dan Delta Plus. Foto: Dok. Kemenkes
“Kita beruntung bahwa kita sudah melampaui puncaknya varian delta sehingga imunitas rakyat Indonesia baik, ini sudah ada dikhawatirkan delta atau AY.4.2 di UK, tetapi kalau kita lihat mutasi-mutasi yang terjadi di Inggris atau genomic nya AY.4.2 itu sudah terjadi di A.Y.23 atau AY.24 yang ada di Indonesia,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
“Strategi deteksi selain juga mendeteksi adanya varian baru kita juga harus disiplin melakukan testing, testing kita relatif cukup baik, rasio kontak eratnya juga cukup baik,” ungkapnya.
Untuk itu, Budi mengatakan untuk mencegah terjadinya gelombang ketiga di Indonesia saat ini pemerintah telah belajar dari pengalaman dengan menjaga ketat pintu masuk kedatangan luar negeri dari sisi udara, laut dan darat.
“Jadi sekarang belajar dari pengalaman gelombang 1 dan 2 kita sudah melakukan penjagaan yang lebih ketat di 5 bandara udara, 9 itu yang masuknya dari laut, yang 4 entrinya dari darat dan kita sudah lihat kalau dari bandara masuknya lebih banyak dari Soekarno-Hatta, kalau dari pelabuhan laut masuknya dari Batam, dari darat itu masuknya dari Entikong, Jadi itu adalah kota-kota atau tempat-tempat entri atau perbatasan yang kita jaga,” pungkasnya.
ADVERTISEMENT