Menkes: Wapres Gibran Bilang, di Lingkungan Terdekatnya Banyak yang TBC

14 Mei 2025 17:28 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-circle
more-vertical
Menkes Budi Gunadi Sadikin pada Peluncuran Nasional Gerakan Bersama Penguatan Desa dan Kelurahan TBC di Kantor Kelurahan Kampung Rambutan, Jakarta, Jumat (9/5/2025). Foto: Alya Zahra/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menkes Budi Gunadi Sadikin pada Peluncuran Nasional Gerakan Bersama Penguatan Desa dan Kelurahan TBC di Kantor Kelurahan Kampung Rambutan, Jakarta, Jumat (9/5/2025). Foto: Alya Zahra/kumparan
ADVERTISEMENT
Menkes Budi Gunadi Sadikin bercerita sempat dipanggil Wapres Gibran Rakabuming Raka terkait program eliminasi penyakit TBC. Ia pun diceritakan, ada banyak di sekitar Gibran yang terjangkit TBC.
ADVERTISEMENT
"Tadi saya dipanggil Pak Wapres, tadi Pak Wapres bilang lingkungan deket-deketnya aja banyak yang kena TBC karena tidak terdeteksi," kata Menkes dalam rapat dengan Komisi IX DPR, Rabu (14/5).
Menkes pun menyebut, kasus TBC di Indonesia memang memprihatinkan. Sebab saat ini secara prevalensi menjadi nomor dua di dunia, hanya di bawah India.
"TBC ini kan jadi ramai seakan akan ini dibiayai oleh seseorang. Sebenernya bukan, vaksin BCG itu hanya efektif buat anak anak, buat dewasa enggak. Sehingga banyak yang kena TBC itu meninggal, yang 100 ribu itu," urainya.
Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka meninjau lokasi banjir di perumahan Pondok Gede Permai (PGP), Jatiasih, Bekasi, Jawa Barat, Rabu (5/3/2025). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Sehingga, kata dia, screening harus dilakukan secara masif. Selain itu upaya pencegahan untuk vaksinasi juga harus digedor.
Salah satu yang diupayakan adalah dengan menerima uji klinik Vaksin M72 yang dibiayi Founder Microsoft Bill Gates.
ADVERTISEMENT
"Kenapa di RI masuk clinical trial? Karena kita nomor dua terbesar, dan meninggalnya 100 ribu. Kalau kita bisa dapat vaksin ini duluan nanti dia jadi kebal. Nomor dua peneliti kita jadi ahli. Kalau dia jadi ahli atau berhasil kita jadi prioritas untuk teknologi transfer untuk bisa bikin vaksinnya di sini," kata dia.
"Itu yang membuat Indonesia, kami dari Kemenkes meminta masuk. Tadi kita udah gak masuk waktu clinical trial. Jadi sehingga kita dorong supaya menekan kematian," tutupnya.