Menko PMK Berharap Pilpres 2024 Hanya Satu Putaran, Apa Alasannya?

7 Februari 2024 16:01 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menko PMK Muhadjir Effendy saat media briefing di Kemenko PMK, Jakarta, Rabu (7/2/2024). Foto: Nadia Riso/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menko PMK Muhadjir Effendy saat media briefing di Kemenko PMK, Jakarta, Rabu (7/2/2024). Foto: Nadia Riso/kumparan
ADVERTISEMENT
Menko PMK Muhadjir Effendy mengungkapkan harapannya Pilpres 2024 hanya berlangsung satu putaran. Meski berharap satu putaran, Muhadjir menegaskan tidak berpihak kepada salah satu paslon.
ADVERTISEMENT
"Timses 01 begitu [berharap] menang satu putaran. 02 juga kita akan menang satu putaran, dan 03 juga yakin menang satu putaran. Nah, apa salahnya kalau saya juga mendorong supaya satu putaran saja? Jadi enggak ada niat berpihak kepada siapa-siapa sebetulnya," kata Muhadjir saat media briefing di Kemenko PMK, Jakarta, Rabu (7/2).
Muhadjir kemudian mengungkapkan 4 alasan mengapa berpendapat pilpres lebih baik satu putaran saja.
"Kenapa perlu satu putaran? Pertama pertimbangan fiskal; yang kedua risiko sosial; yang ketiga risiko investasi; dan yang keempat risiko makro ekonomi kita," ungkap Rektor Universitas Muhammadiyah Malang periode 2000–2016 ini.
Menko PMK Muhadjir Effendy di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (5/12). Foto: Annisa Thahira Madina/kumparan
Ia mengatakan jika pilpres berjalan dua putaran, maka pemerintah harus menyiapkan anggaran untuk KPU sebesar Rp 17,3 triliun.
ADVERTISEMENT
"Untuk keamanan sangat tergantung. Semakin tidak aman semakin tinggi biayanya. Perkiraan kita bisa sampai ke Rp 40 triliun total. Itu dari sisi keuangan," ujarnya.
Bahkan, Muhadjir mengungkapkan anggaran di kementerian sudah ada yang dikunci sebagai antisipasi pilpres masuk ke putaran kedua.
"Tetapi ini menunjukkan bahwa betapa pentingnya kita berupaya untuk supaya bagaimana bisa, siapa pun kalau menurut saya, siapa pun pemenangnya silakan saja. Yang penting satu putaran itu lebih bagus daripada dua putaran. Menurut saya itu," jelasnya.
Sementara untuk risiko sosial, Muhadjir menilai intensitas konflik akan lebih tinggi jika pilpres masuk ke putaran kedua. Meski dari sisi keamanan, situasi politik tahun ini jauh lebih baik daripada Pilpres 2019.
"Nah, ini kalau satu putaran relatif lebih smooth daripada kalau dua. Kemudian kalau nanti terkait peningkatan tensi atau seperti kondisi yang tidak kita harapkan pasti masalah investasi juga akan terdampak. Dampak kemudian berantai kepada pengangguran , kemiskinan. Jadi itu yang kita hindari," pungkasnya.
ADVERTISEMENT