Menko Polhukam: 3,2 Juta Orang Main Judi Online, Transaksi di Bawah Rp 100 Ribu

23 April 2024 17:20 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menko Polhukam Hadi Tjahjanto usai rapat terkait pemberantasan judi online di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Selasa (23/4/2024). Foto: Nadia Riso/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menko Polhukam Hadi Tjahjanto usai rapat terkait pemberantasan judi online di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Selasa (23/4/2024). Foto: Nadia Riso/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menko Polhukam Hadi Tjahjanto memimpin rapat tingkat menteri membahas pemberantasan judi online. Rapat turut dihadiri Menkominfo Budi Arie, Wamenlu Pahala Mansury, Jaksa Agung ST Burhanuddin hingga Kepala PPATK Ivan Yustiavandana.
ADVERTISEMENT
Hadi mengatakan, rapat ini merupakan tindak lanjut dari rapat terbatas yang dipimpin Presiden Jokowi pada 18 April yang lalu. Sebab, judi online sudah meresahkan masyarakat dan harus segera diberantas.
"Karena dampaknya itu kepada masyarakat terutama pada generasi penerus mulai dari tingkat SMP, SMA, bahkan SD," kata Hadi di Kemenko Polhukam, Jakarta, Selasa (23/4).
Hadi mengungkapkan, OJK telah membekukan 5 ribu rekening karena kegiatan anomali. Kegiatan anomali yang dimaksud adalah frekuensi transaksi besar tapi nilainya kecil.
"Ini terkait dengan apa yang ditemukan oleh PPATK. PPATK mencatat sejak 2017-2024 itu terjadi peningkatan judi online yang secara signifikan. Bahkan data yang ada di PPATK tahun 2023 itu sebanyak 3,2 juta warga negara bermain judi online. 80 persennya memang bermain di bawah nilai Rp 100 ribu," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Tak hanya itu, PPATK juga mencatat perputaran uang dari judi online di tahun 2023 mencapai Rp 327 triliun.
Kemudian, lanjut Hadi, Kominfo mencatat telah menangani 805.923 konten judi online hingga 30 Desember 2023. Sebagian besar konten judi online itu berasal dari luar negeri.
"Dan Bareskrim juga mencatat bahwa sejak tahun 2015-2023 ini tercatat beberapa model. 2015 itu judinya bersifat kredit market, kemudian 2016 sifatnya sudah cash market, dan 2023 sudah mulai masif menggunakan link alternatif, menggunakan server luar negeri," tuturnya.
Dari model-model tersebut, Hadi mengungkapkan model yang paling diminati masyarakat adalah judi online.
"Karena ini banyak dinikmati karena apa? Lebih mudah, kapan saja, di mana saja. Artinya di mana saja sambil duduk, di mana saja bisa melaksanakan judi online," pungkasnya.
ADVERTISEMENT