Menkomdigi Bakal Manfaatkan AI Buat Sikat Judol: Bisa Lebih Mudah dan Cepat

12 November 2024 20:36 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Meutya Hafid di diskusi Golkar bertajuk Dampak Judi Online dan Pemberantasannya di gedung Parlemen, Jakarta pada Selasa (12/11). Dok. Abid Raihan/kumparan. Foto: Abid Raihan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Meutya Hafid di diskusi Golkar bertajuk Dampak Judi Online dan Pemberantasannya di gedung Parlemen, Jakarta pada Selasa (12/11). Dok. Abid Raihan/kumparan. Foto: Abid Raihan/kumparan
ADVERTISEMENT
Menkomdigi Meutya Hafid menyebut, judi online (judol) berbeda dengan Kasino. Menurutnya, judol bisa hadir di berbagai situs.
ADVERTISEMENT
Ia menjelaskan hal ini di dalam sebuah diskusi yang diadakan oleh Partai Golkar bertajuk 'Dampak Judi Online dan Pemberantasannya' di Gedung Parlemen, Jakarta pada Selasa (12/11).
“Kalau di kasino, bapak/ibu main di kasino, sebagaimana kita lihat kalau di mancanegara, itu kan tempatnya satu ya. Kita matikan, kita tutup, selesai. Nah kalau ini mereka masuk ke berbagai gedung, jadi bukan cuma di gedung kasino,” kata Meutya.
Ilustrasi generator gambar AI. Foto: Shutterstock
Menurutnya, kalau judol dapat hadir di berbagai situs yang berbeda. Promosinya bisa tiba-tiba muncul di situs pendidikan-pemerintahan.
“Ada yang di situs pendidikan, ada yang di situs pemerintahan, ada yang orang dance viral-viral mereka masukin, ada yang melalui influencer. Nah ini kita nggak bisa langsung nutup servernya satu per satu,” ucapnya.
ADVERTISEMENT
Ia menyebut ke depan, akan ada teknologi yang dapat membantu Komdigi membredel situs-situs tersebut.
“Ada peluang dari macam beragam teknologi ke depan yang memang bisa kita gunakan,” ucapnya.
Sejumlah tersangka dihadirkan saat konferensi pers pengungkapan kasus judi online di Bareskrim Mabes Polri, Jakarta, Sabtu (2/11/2024). Foto: Rivan Awal Lingga/ANTARA FOTO
Petugas menata barang bukti berupa uang tunai pecahan rupiah saat konferensi pers pengungkapan kasus judi online di Bareskrim Mabes Polri, Jakarta, Sabtu (2/11/2024). Foto: Rivan Awal Lingga/ANTARA FOTO
Meutya berharap artificial intelligence dapat segera berkembang di Indonesia untuk membantu pemberantasan judol.
“Termasuk saya berharap kalau artificial intelligence sudah hadir di Indonesia, itu akan lebih mudah,” ujarnya.
Menurutnya, judol sebetulnya lebih mudah ditemukan prakteknya karena berbentuk digital. Beda dengan sabung ayam yang dapat dilakukan sembunyi-sembunyi.
“Karena justru dengan digital, orang bilang kalau digital ini susah nge-trace-nya. Kalau sabung ayam kelihatan ayamnya, kalau digital enggak. Tapi justru dengan digital, yang mata nggak lihat pun sebetulnya bisa kelihatan,” ucapnya.