Menkomdigi: Indonesia Peringkat ke-3 Pengguna AI Terbanyak di Dunia

11 Desember 2024 22:42 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid di Grha Sabha Pramana UGM, Yogyakarta, Rabu (11/12/2024). Foto: Fadhil Pramudya/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid di Grha Sabha Pramana UGM, Yogyakarta, Rabu (11/12/2024). Foto: Fadhil Pramudya/kumparan
ADVERTISEMENT
Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi), Meutya Hafid mengungkapkan bahwa Indonesia adalah negara ketiga pengguna artificial intelligence (AI) terbanyak di dunia.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut ia sampaikan dalam sambutannya saat berkunjung Universitas Gadjah Mada (UGM), Rabu (11/12).
"Indonesia menunjukkan peringkat ketiga sebagai pengguna AI terbanyak di dunia meskipun mungkin belum menyadari bahwa teknologi yang digunakan itu berbasis AI," kata Meutya di Grha Sabha Pramana UGM, Yogyakarta, Rabu (11/12).
"Sebetulnya kita semua sudah menjadi pengguna dari kecerdasan artifisial yaitu dengan angka 1,4 miliar kunjungan ke platform-platform AI," jelasnya.
Data yang dipaparkan Meutya itu diambil dari hasil riset yang dirilis Writer Buddy periode 2022–2023. Writer Buddy merupakan sebuah situs alat penulisan AI, yang mempublikasikan hasil laporan riset analisis industri AI tentang statistik penggunaan AI dan perilaku lalu lintas masyarakat dunia dalam menggunakan situs berbasis AI.
ADVERTISEMENT
Dalam laporan itu, Indonesia hanya kalah dari Amerika Serikat sebagai negara dengan pengguna AI terbanyak dengan total 5,5 miliar kunjungan dan India yang berada di peringkat kedua dengan catatan kunjungan sebanyak 2,1 miliar.
"Hal ini menunjukkan betapa besar antusiasme dan potensi AI di kalangan masyarakat kita," ucap dia.
Ketua Komisi I DPR RI 2019–2024 itu juga menekankan bahwa manusia mesti mampu beradaptasi dengan keberadaan AI. Ia menyebut, AI merupakan alat bantu yang memudahkan alih-alih menggantikan pekerjaan manusia.
"Kita semua harus mampu beradaptasi di tengah tantangan yang nyata ini terutama bagi generasi muda yang wajib mempersiapkan diri dengan keterampilan baru," ujar dia.
"AI tidak mengurangi peran kita, ini juga harus kita sadari, dari awal bukan menggantikan manusia tapi memperbesar dampak kita, kemanfaatan kita sebagai manusia," paparnya.
ADVERTISEMENT
Dengan kondisi begitu, Meutya pun mengibaratkan manusia dan AI adalah seperti pilot dan co-pilot dalam sebuah pesawat.
"Di tengah kemajuan teknologi kita memiliki kesempatan luar biasa untuk menjadikan AI sebagai co-pilot, jadi kalau tadi teknologi kita jadi pilot dari teknologi ini, enaknya sekarang kita punya co-pilot yang akan membantu kita," ucap dia.
"Secara sederhana artificial intelligence atau kecerdasan artifisial adalah alat membantu kita di semua sektor. Dengan artificial intelligence, co-pilot kita adalah yang terbaik, yang paling paham, yang tinggal kita tanya saya harus bagaimana dia bisa jawab," sambungnya.
Lebih lanjut, Meutya juga menekankan bahwa ada aspek penting lainnya yang perlu diasah oleh manusia dalam memanfaatkan teknologi AI, yakni daya berpikir kritis.
ADVERTISEMENT
"Yang paling utama adalah critical thinking, karena cara kita memanfaatkan salah satunya dengan bertanya kepada si kecerdasan artifisial ini," imbuh dia.
"Nah, teman-teman nanti justru berhadapan dengan era yang harus banyak bertanya dan siapa yang paling cerdas pertanyaannya dialah yang menguasai artificial intelligence," pungkasnya.