Menkomdigi Soal #Kaburajadulu: Kami Hargai Kebebasan Berpendapat

20 Februari 2025 11:16 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid di Balairung UGM, Kamis (20/2/2025). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid di Balairung UGM, Kamis (20/2/2025). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
ADVERTISEMENT
Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid turut angkat bicara soal maraknya #kaburajadulu yang ramai di media sosial.
ADVERTISEMENT
Meutya mengatakan pihaknya menghargai kebebasan pendapat.
"Ya, tentu kalau dari kami, karena kami di Kementerian Komunikasi, kita menghargai kebebasan berpendapat," kata Meutya ditemui usai acara Pengukuhan Guru Besar Filsafat Pendidikan UGM Prof. Dr. Rr Siti Murtiningsih, S.S., M.Hum di Balairung UGM, Kamis (20/2).
"Kebebasan membuat tagar, monggo saja selama itu dianggap positif," jelasnya.
Dia mengatakan berekspresi adalah hak masyarakat.
"Itu saja dari kami, tentu itu adalah hak dari masyarakat untuk kemudian berekspresi," pungkasnya.
Menteri Komunikasi dan Digital Republik Indonesia, Meutya Hafid memberikan sambutan pada acara Safer Internet Day 2025: Bermitra Bersama untuk Meningkatkan Keamanan Digital bagi Masyarakat Indonesia di Kantor Komdigi, Jakarta, Selasa (18/2/2025). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Munculnya tren #kaburajadulu itu disebabkan kondisi sosial, politik, dan ekonomi Indonesia saat ini yang dirasa suram.
Kondisi ini menyebabkan tenaga muda produktif bertalenta tertarik untuk "kabur" ke luar negeri saja untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik.
Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi pun telah merespons isu ini.
ADVERTISEMENT
Hasan mengingatkan, jika ingin pergi merantau ke luar negeri, maka mereka harus memiliki skill.
"Kalau mau merantau itu bagus loh, kalau mau merantau. Tapi kalau mau merantau ke luar negeri, ingat, harus punya skill," ujar Hasan di Istana Negara, Jakarta, Senin (17/2).
"Karena kalau enggak punya skill, nanti enggak bisa punya pekerjaan baik di luar negeri," sambungnya.