Menkominfo: Kehadiran Publisher Rights untuk Jamin Jurnalisme Berkualitas

28 Maret 2024 0:16 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menkominfo, Budi Arie dalam Editor's Talk Forum Pemred di Gedung Antara, Jakarta Pusat, Rabu (27/3). Foto: Fadlan Nuril Fahmi/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menkominfo, Budi Arie dalam Editor's Talk Forum Pemred di Gedung Antara, Jakarta Pusat, Rabu (27/3). Foto: Fadlan Nuril Fahmi/kumparan
ADVERTISEMENT
Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi menyebutkan, ekosistem media di seluruh dunia pasti berubah. Perubahan ekosistem tersebut yang harus diantisipasi dengan kemampuan adopsi.
ADVERTISEMENT
"Semua orang bisa belum prediksi karena pasti ekosistem media seluruh dunia berubah," ujar Budi Arie dalam diskusi Editor's Talk Forum Pemred di Gedung Antara, Jakarta Pusat, Rabu (27/3).
"Jadi perubahan itu sendiri yang harus kita antisipasi, maka kita selalu bilang adopsi, kemampuan mengadopsi perubahan," tambahnya.
Budi menyatakan data di India telah switching ke streaming sebesar 41 persen. Hal ini dialami pada media jenis apa pun termasuk televisi.
"India sudah switching, cepat juga saya pikir, saya kaget melihat data India misalnya. Itu sudah switching ke streaming 41 persen. Makin lama saya yakin turun free to air. Itu bukan hanya media dalam pengertian cetak dan lain-lain, di TV sudah juga menghadapi tantangan," ucap Budi.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, generasi baru (Gen Z) memiliki cara baru dalam menikmati media. Hal ini tak terbayang pada generasi sebelumnya.
"Nah selalu pertanyaan besarnya adalah sebenarnya bukan cara mengkonsepsi media, tapi generasi baru kita ini ternyata memiliki cara baru dalam mengkonsumsi media yang tidak kita bayangkan di generasi sebelumnya," tuturnya.
Menurut Budi, Gen Z saat ini sudah tidak pernah membaca koran, bahkan tak pernah lagi menonton televisi.
Suasana diskusi Editor's Talk Forum Pemred di Gedung Antara, Jakarta Pusat, Rabu (27/3). Foto: Fadlan Nuril Fahmi/kumparan
Perubahan ini yang perlu pemerintah antisipasi lebih tepat dengan kebijakan-kebijakannya.
"Gen Z sudah gak pernah nonton TV, baca koran print sudah gak pernah. Jadi memang terjadi perubahan yang harus kita antisipasi secara lebih tepat, termasuk juga nanti kebijakan-kebijakan dan porsi-porsi kalau dari pemerintah," imbuhnya.
Publisher Rights Jadi Jawaban
ADVERTISEMENT
Dengan kondisi itu, Budi kemudian mengaitkannya dengan Publisher Rights.
"Pertanyaannya adalah bahwa apakah masa depan media ini dengan perlindungan Publisher Rights ini memang mengacu pada keinginan pemerintah untuk mewujudkan jurnalisme yang berkualitas," ungkap Budi.
Sebab, Publisher Rights harus bertujuan untuk melindungi media di tengah derasnya kemajuan zaman.
Publisher Rights ditandatangani oleh Presiden Joko Widodo melalui Perpres Nomor 32 Tahun 2024. Dan ini akan berlaku 6 bulan setelah ditandatangani.
"Karena tujuannya itu bagaimanapun fungsi media sebagai pilar keempat demokrasi dan sebagainya, ini juga harus mendapat afirmatif action dari pemerintah," sambungnya.
Selain itu, Budi menjelaskan saat ini masyarakat Indonesia telah menggunakan gadget lebih dari 8,5 jam. 6 jam 15 menitnya sendiri digunakan untuk membuka sosial media.
ADVERTISEMENT
Hal ini perlu perenungan mendasar sebab tak bisa lagi menggunakan pendekatan media yang lama.
"Itu sudah cara baru lagi, kalau kita berharap bahwa ini pakai pendekatan media lama, orang sudah semuanya lihat berita di gadget. Karena itulah harus dipikirkan ulang, perlu perenungan mendasar, karena ini kita enggak bisa nyalahin siapa-siapa, karena zaman itu hadir menerpa kita sehingga kita harus siap menghadapi segala kemungkinan terjadi," jelasnya.
Selain Budi Arie, acara diskusi Editor's Talk Forum Pemred dihadiri oleh sejumlah narasumber, yakni Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani; Menteri Komunikasi dan Informatika, Budi Arie; Ketua Komisi I DPR RI, Meutya Hafid; Stafsus Kementerian BUMN, Arya Sinulingga; Ketua Umum Persatuan Radio Siaran Swasta Nasional Indonesia (PRSSNI), Muhammad Rafiq; Ketua Forum Pemred Arifin Asyhdad: Perwakilan Forum Pemred, Kemal Gani dan Pemred The Jakarta Post, M. Taufiqurrahman.
ADVERTISEMENT
Hadir pula sejumlah pemimpin redaksi dari sejumlah media dan lembaga serta kementerian.