Menkum: Di Menteng Tak Banyak Kriminalitas, Coba Anda ke Tanjung Priok

16 Januari 2020 13:10 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Hukum dan HAM Yasonna H Laoly memaparkan refleksi akhir tahun 2019 kementeriannya di kantor Kemenkum HAM, Jakarta, Jumat (27/12/2019).  Foto: ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Hukum dan HAM Yasonna H Laoly memaparkan refleksi akhir tahun 2019 kementeriannya di kantor Kemenkum HAM, Jakarta, Jumat (27/12/2019). Foto: ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
ADVERTISEMENT
Menteri Hukum dan HAM (Menkumham) Yasonna H Laoly bicara soal fenomena kejahatan atau kriminalitas sebagai bagian dari permasalahan sosial.
ADVERTISEMENT
Yasonna mengungkapkan, kriminalitas bisa semakin parah karena lingkungan sosialnya. Karena, tak sedikit kriminalitas datang sebagai produk kemiskinan.
Crime tidak terjadi dalam social fatigue. Crime is a social product, crime is a social problems,” kata Yasonna dalam sambutannya dalam Deklarasi Resolusi Permasyarakatan 2020 di Lapas Narkotika IIA, Jakarta Timur, Kamis (16/1).
Menteri Hukum dan HAM Yasonna H Laoly memaparkan refleksi akhir tahun 2019 kementeriannya di kantor Kemenkum HAM, Jakarta, Jumat (27/12/2019). Foto: ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
“Sebagai problem sosial, kita punya tanggung jawab untuk itu. Bukan semata-mata faktor biologis semata, tidak. Yang membuat itu jadi besar adalah penyakit sosial yang ada,” ujar Yasonna.
Yasonna lalu memberi contoh kejahatan di Jakarta. Ia membandingkan dua daerah, yakni Tanjung Priok yang dikenal sebagai kawasan pelabuhan di Jakarta Utara, dan Menteng, daerah elite di Jakarta Pusat. Menurut Yasonna, kejahatan lebih banyak terjadi di Tanjung Priok yang memiliki titik daerah kumuh.
ADVERTISEMENT
“Itu sebabnya kejahatan lebih banyak terjadi di daerah miskin. Slum area, bukan di Menteng,” ucap Yasonna.
“Anak-anak Menteng tidak (banyak kriminalitas). Tapi coba Anda pergi di Tanjung Priok. Di situ ada kriminal, lahir dari kemiskinan,” imbuhnya.
Masyarakat Jakarta yang tinggal di bantaran kali. Foto: REUTERS/Beawiharta
Politikus PDIP itu juga memberikan ilustrasi seorang anak yang lahir di Menteng dan Tanjung Priok lalu bertukar posisi. Yasonna menyebut anak yang lahir di Menteng pun bisa berpotensi melakukan kriminalitas ketika dibesarkan di Tanjung Priok.
“Berikan saya 2 orang anak. Satu anak lahir di Menteng, ibu kaya, ayah kaya. Berikan saya juga anak dari Tanjung Priok, lahir dari ibu pelacur, bapak preman, kasih ke saya,” ujar Yasonna.
Split them in years. Look at them who will be the criminal,” lanjut dia.
Acara Deklarasi Resolusi Pemasyarakatan 2020 di Lapas Narkotika IIA Jakarta, Kamis (16/1). Foto: Nugroho Sejati/kumparan
Dari fenomena inilah Yasonna mengajak masyarakat untuk memahami akar permasalahan sebenarnya dari kejahatan.
ADVERTISEMENT
“Mereka adalah anak kita, saudara kita. Saya minta kepada penyelidik jangan punya mindset politik,” tutup Yasonna.
Selain Yasonna, turut hadir dalam acara Deklarasi Resolusi Permasyarakatan 2020 adalah Ketua Ombudsman RI Amzulian Ridai, Menteri Sosial Juliari Batubara, hingga Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron.