Menlu AS Batal ke Beijing karena Insiden Diduga Balon Mata-mata China

4 Februari 2023 4:41 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken memberikan pidato umum di Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Selasa (14/12/2021). Foto: Olivier Douliery/Pool Photo via AP
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken memberikan pidato umum di Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Selasa (14/12/2021). Foto: Olivier Douliery/Pool Photo via AP
ADVERTISEMENT
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (Menlu AS), Antony Blinken, memutuskan untuk menunda kunjungan politiknya ke China. Keputusan ini diambil setelah insiden diduga balon mata-mata China beterbangan di langit Amerika Serikat beberapa waktu lalu.
ADVERTISEMENT
Meski masih berupa dugaan, namun Angkatan Udara Amerika yakin benda yang melayang di beberapa titik di langit Amerika itu adalah alat mata-mata milik China.
“Kami tahu ini adalah balon [pengawasan] milik Cina dan memiliki kemampuan untuk bermanuver [di udara],” kata Brigadir Jenderal Angkatan Udara, Patrick Ryder, dalam jumpa pers di Pentagon, dilansir dari Reuters, Sabtu (4/2).
Secara tak langsung insiden diduga balon mata-mata ini membuat hubungan AS dan China retak. Padahal sebelumnya hubungan keduanya sudah tidak harmonis.
Agenda kunjungan Blinken ini diatur langsung oleh Presiden Joe Biden dan Presiden Xi Jinping pada November 2022 lalu saat keduanya mengikuti KTT G20.

Biden Pilih Tutup Mulut

Presiden AS Joe Biden (kanan) dan Presiden China Xi Jinping (kiri) berjabat tangan saat mereka bertemu di sela-sela KTT G20 di Nusa Dua di pulau wisata Bali, Indonesia, pada Senin (14/11/2022). Foto: Saul Loeb/AFP
Presiden AS, Joe Biden, secara terang-terangan menolak memberikan tanggapan soal kemunculan balon udara misterius itu. Meski demikian, Biden sudah mengeluarkan larangan kepada angkatan bersenjata AS untuk menembak balon-balon itu.
ADVERTISEMENT
“Presiden Joe Biden Rabu kemarin memutuskan untuk tidak menembak balon saat melayang di atas Montana karena kekhawatiran militer AS tentang kemungkinan penyebaran puing,” kata pejabat pemerintahan Amerika kepada Reuters.
Hingga saat ini, pihak pemerintah China belum memberikan klarifikasi apa pun mengenai tudingan tersebut.