Menlu AS Batalkan Pertemuan dengan Menlu Rusia Usai Pengakuan Donetsk-Luhansk

23 Februari 2022 18:48 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken. Foto: REUTERS/Joshua Roberts
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken. Foto: REUTERS/Joshua Roberts
ADVERTISEMENT
Di tengah memanasnya tensi Rusia-Ukraina, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken memutuskan untuk membatalkan pertemuan dengan Menlu Rusia Sergey Lavrov.
ADVERTISEMENT
Pertemuan ini awalnya direncanakan berlangsung pada Kamis (24/2). Tetapi, pertemuan dibatalkan Blinken usai Moskow mengakui kemerdekaan dua wilayah separatis Ukraina timur, yaitu Donetsk dan Luhansk, pada Senin (21/2).
Pada Selasa (22/2), Blinken menyatakan setuju bertemu dengan Lavrov, hanya jika Rusia tidak menginvasi Ukraina.
Namun, setelah Presiden Rusia Vladimir Putin memutuskan untuk mengirimkan pasukan ‘penjaga perdamaian’ ke wilayah Ukraina bagian timur, Blinken seakan tak lagi tertarik menerima uluran tangan diplomasi dari Rusia.
“Kini setelah kita menyaksikan dimulainya invasi dan Rusia telah menunjukkan penolakan terhadap diplomasi, tak masuk akal rasanya untuk tetap melaksanakan pertemuan,” tutur Blinken usai pertemuan dengan Menlu Ukraina Ukraina Dmytro Kuleba di Washington, dikutip dari Al-Jazeera.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov Foto: AP Photo/Alexander Zemlianichenko
Blinken menilai pidato Putin yang mengumumkan langkah itu “sangat menggelisahkan” dan menunjukkan kepada dunia bahwa Putin memandang Ukraina sebagai “bawahan Rusia.”
ADVERTISEMENT
Menlu AS tersebut menegaskan tak akan membiarkan Rusia berpura-pura di meja diplomasi, sedangkan pada saat yang sama, mempercepat laju pasukan menuju peperangan.
Blinken mengaku masih berkomitmen untuk melanjutkan upaya diplomasi hanya jika Moskow bersedia mengubah pendekatannya pada konflik dengan Ukraina.
Ia pun menegaskan kesediaan untuk melakukan apa pun demi “Mencegah terjadinya skenario terburuk; penyerangan habis-habisan di seluruh Ukraina, termasuk ibu kotanya."
Seorang penduduk setempat memeriksa rumahnya yang rusak setelah penembakan di desa Novohnativka, wilayah Donetsk, tidak jauh dari posisi Pasukan Militer Ukraina di garis depan dengan separatis yang didukung Rusia, pada 20 Februari 2022. Foto: Anatolii Stepanov / AFP
Washington menolak alasan “menjaga perdamaian” sebagai justifikasi keputusan Moskow mengirim pasukan ke Ukraina. AS menyebutnya tak masuk akal.
Menurut Blinken, setelah berkonsultasi dengan Sekutu-sekutu mengenai keputusan untuk membatalkan pembicaraan, yang dijadwalkan berlangsung di Eropa, Washington memberi tahu Lavrov dalam sebuah surat pada hari Selasa (22/2).
Sanksi baru telah dijatuhkan AS untuk Rusia pada Selasa (22/2) dan Rabu (23/2), sebagai respons akan keputusan agresif Moskow.
ADVERTISEMENT
Blinken menegaskan, AS dan Barat akan terus meningkatkan sanksi jika Rusia semakin menggencarkan agresinya terhadap Ukraina.
Reporter: Airin Sukono