Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Menlu Prancis Minta Israel Disanksi agar Bantuan Bisa Masuk ke Gaza
9 April 2024 14:59 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Menteri Luar Negeri Prancis, Stephane Sejourne, mengatakan bahwa tekanan atau sanksi harus diberikan kepada Israel atas tindakannya, Selasa (9/4). Hal itu demi membuka perbatasan dan memudahkan penyerahan bantuan kemanusiaan bagi warga Palestina di Gaza.
ADVERTISEMENT
“Harus ada pengaruh dan ada banyak pengaruh, termasuk sanksi yang memungkinkan bantuan kemanusiaan melintasi titik pemeriksaan,” kata Sejourne seperti dikutip Reuters.
"Prancis merupakan salah satu negara pertama yang mengusulkan sanksi Uni Eropa terhadap tentara Israel yang melakukan tindakan kekerasan di Tepi Barat. Kami akan melanjutkan jika diperlukan untuk mendapatkan pembukaan bantuan kemanusiaan," ujarnya.
Sebelumnya, para pemimpin Prancis, Mesir, dan Yordania kompak memperingatkan Israel soal ancaman serangan ke Rafah, Senin (8/4). Mereka mendesak Israel untuk melakukan gencatan senjata segera dalam konflik tersebut.
“Kami memperingatkan konsekuensi berbahaya dari serangan Israel di Rafah, tempat lebih dari 1,5 juta warga sipil Palestina mencari perlindungan,” kata mereka seperti dikutip AFP.
“Serangan seperti itu hanya akan membawa lebih banyak kematian dan penderitaan, meningkatkan risiko dan konsekuensi dari pengungsian paksa massal masyarakat Gaza dan mengancam eskalasi regional.”
ADVERTISEMENT
Ketiga pemimpin tersebut mendesak agar resolusi Dewan Keamanan PBB yang menyerukan gencatan senjata segera dilaksanakan sepenuhnya tanpa penundaan lebih lanjut.
“Perang di Gaza dan penderitaan kemanusiaan yang diakibatkannya harus diakhiri sekarang,” kata ketiga pemimpin tersebut dalam opini yang diterbitkan oleh Le Monde.
Mereka menyerukan peningkatan besar-besaran bantuan agar diizinkan masuk ke Gaza.
Israel berada di bawah tekanan internasional yang semakin besar untuk menyetujui gencatan senjata, termasuk dari sekutu utamanya dan pemasok senjata, Amerika Serikat.