Menlu Retno Paparkan Dua Prioritas Diplomasi RI dalam Menghadapi Virus Corona

16 April 2020 14:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi. Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden/Muchlis Jr
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi. Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden/Muchlis Jr
ADVERTISEMENT
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mengungkap dua prioritas diplomasi Indonesia dalam situasi wabah virus corona saat ini. Prioritas diplomasi ini untuk memastikan kerja sama antar negara tetap terjalin untuk sama-sama memerangi COVID-19.
ADVERTISEMENT
Dalam konferensi pers virtual untuk media asing di Jakarta, Kamis (16/4), Retno mengatakan dua prioritas diplomasi itu adalah pertama memitigasi wabah dan mengatasi dampak ekonomi dan kedua adalah melindungi WNI di luar negeri serta warga asing di Indonesia.
Untuk prioritas pertama, kata Retno, Indonesia ingin memastikan lockdown yang dilakukan oleh berbagai negara tidak menganggu lalu lintas perdagangan dan rantai pasokan. Hal ini sangat penting mengingat pasokan medis saat ini sangat terbatas.
"Dalam hal ini kolaborasi dengan negara lain tidak hanya penting, tapi harus," kata Retno.
Petugas Ambulans Puskesmas Kebayoran Baru, bersiap membawa pasien yang diduga terkena virus Corona di RSPI Sulianti Saroso, Jakarta Utara. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
Menlu Retno mengatakan Indonesia telah menjalin kerja sama secara bilateral, regional, dan internasional untuk mengatasi wabah virus corona. Pada sektor bilateral, Indonesia telah bekerja sama dengan korea Selatan dan Jepang untuk memproduksi alat-alat medis.
ADVERTISEMENT
"Pada sektor bilateral, Indonesia mencari inovasi dalam meningkatkan kerja sama dalam hal pengadaan bahan mentah, teknologi, dan sumber daya manusia," kata Retno.
Indonesia, tambah Retno, telah bekerja sama dengan 9 negara, 55 organisasi non pemerintah, dan 8 organisasi internasional untuk pengadaan alat-alat medis seperti test kit, ventilator, dan termometer.
Di sektor regional dan internasional, Indonesia menjajaki berbagai pendekatan di ASEAN, G20, hingga OKI. Berbagai konferensi tingkat tinggi (KTT) telah diikuti oleh Presiden Joko Widodo secara virtual dengan kepala negara lain.
"Dalam hal regional dan internasional dalam beberapa pekan terakhir para pemimpin bergabung dalam konferensi untuk mengkoordinasikan upaya bersama melawan COVID-19," ujar Retno.
Sementara prioritas diplomasi kedua adalah melindungi warga negara Indonesia di luar negeri dan warga asing di Indonesia. Retno mengatakan pintu Indonesia selalu terbuka untuk WNI yang ingin direpatriasi ke tanah air.
ADVERTISEMENT
Sejumlah kendaraan melintas di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat. Foto: ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
Dia menegaskan, dalam hal pemulangan WNI ke tanah air atau WNA keluar dari Indonesia, pemerintah terus mengikuti protokol kesehatan yang dirancang oleh WHO atau Kementerian Kesehatan RI.
Di antara protokolnya adalah pemeriksaan kesehatan, kewajiban karantina selama 14 hari, hingga isolasi bagi mereka yang memiliki gejala.
"Sejak kasus pertama dideteksi awal Maret, komitmen kami untuk memutus rantai penularan jelas. Dari hari ke hari, kami terus meningkatkan upaya dan fasilitas untuk mengalahkan virus," ujar Retno.
Hingga saat ini virus corona telah menjangkiti lebih dari 2 juta orang di seluruh dunia. Di Indonesia per Rabu (15/4) ada 5.136 kasus positif Positif, 469 Meninggal, 446 Sembuh.
***
kumparanDerma membuka campaign crowdfunding untuk bantu pencegahan penyebaran corona virus. Yuk, bantu donasi sekarang!
ADVERTISEMENT