Menlu Retno soal Konflik Rusia-Ukraina Tak Kunjung Usai: Hentikan Perang
ADVERTISEMENT
Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi , kembali menyerukan agar invasi Rusia di Ukraina segera dihentikan. Retno mengungkap hal tersebut dalam konferensi pers bersama dengan Menlu Kanada Melanie Joly pada Senin (11/4).
ADVERTISEMENT
Retno mengatakan, kedua negara memiliki pandangan serupa perihal konflik di Ukraina. Ia kemudian menekankan urgensi untuk menghormati integritas wilayah suatu negara.
"Tentunya, kami memiliki keprihatinan yang sama tentang situasi di Ukraina. Kami memiliki pandangan yang sama tentang pentingnya menjunjung tinggi prinsip menghormati integritas dan kedaulatan wilayah," tutur Retno.
"Saya juga menggarisbawahi seruan Indonesia untuk menghentikan perang sekarang," sambungnya.
Bagi Retno, perselisihan seharusnya diselesaikan melalui jalur perdamaian. Ia turut menyerukan agar pembicaraan damai terus digelar.
Namun, Retno menegaskan, langkah tersebut perlu dukungan dari berbagai pihak. Ia menegaskan, pihak berpengaruh harus mengulurkan tangan untuk meredam ketegangan.
Retno kemudian mengulangi pernyataan Presiden Joko Widodo bahwa perang hanya akan membawa penderitaan.
"Masing-masing dari kita harus menggunakan pengaruh kita untuk menghentikan perang," jelas Retno.
ADVERTISEMENT
"Ketegangan harus dikurangi dan negosiasi harus diintensifkan. Perang hanya membawa penderitaan bagi umat manusia dan bagi kita semua," imbuh Retno.
Joly melawat ke Indonesia dari 9 hingga 14 April. Lawatan itu menandai kali pertama Joly singgah di Indonesia. Selama kunjungan, ia berencana bertemu dengan para pemangku kepentingan kebijakan dan keamanan regional di Indo-Pasifik.
Retno dan Joly merundingkan rentetan tantangan global yang mendesak, termasuk solusi diplomatik untuk invasi rusia ke Ukraina. Menimpali pernyataan Retno, Joly mengungkap apresiasi atas keterlibatan Indonesia dalam menghentikan konflik.
Joly juga turut menyerukan agar seluruh dunia membantu menghentikan agresi Kremlin. Ia mendorong agar Moskow segera mengambil tanggungjawab atas tindakannya di Kiev.
"Saya juga ingin menyampaikan apresiasi saya atas upaya Indonesia dalam menangani krisis Ukraina," ujar Joly.
ADVERTISEMENT
"Komunitas internasional harus meminta pertanggungjawaban kepemimpinan Rusia, menyerukannya untuk meninggalkan jalur kekerasannya, menghormati prinsip-prinsip dasar integritas teritorial dan kemerdekaan negara, dan akhirnya beralih ke diplomasi dengan itikad baik," papar dia.
Hampir 2 Bulan
Invasi Rusia di Ukraina berlangsung sejak 24 Februari 2022. Setelah hampir dua bulan bertempur belum ada tanda-tanda konflik bersenjata itu akan usai.
Meski kedua negara sudah beberapa kali bertemu, negosiasi tidak mencapai kata sepakat untuk gencatan senjata permanen.
Akibat belum adanya gencatan senjata, belasan ribu tentara Rusia dan Ukraina jadi korban jiwa. Warga sipil Ukraina yang sewajibnya tidak boleh tewas juga ribuan di antaranya terpaksa kehilangan nyawa.
Selain itu, lebih dari empat juta warga Ukraina memilih untuk mengungsi keluar menuju sejumlah negara tetangga.
ADVERTISEMENT