Menlu: RI Akan Perkuat Pasukan Perdamaian PBB di Berbagai Negara

29 Oktober 2020 12:26 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Joko Widodo menyambut kunjungan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo, di Istana Kepresidenan Bogor, Kamis (29/10). Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Joko Widodo menyambut kunjungan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo, di Istana Kepresidenan Bogor, Kamis (29/10). Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden
ADVERTISEMENT
Menlu Retno Marsudi telah menerima kunjungan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo. Berbagai isu menjadi pembahasan utama antara Retno dan Pompeo.
ADVERTISEMENT
Usai pertemuan, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, mengatakan salah satu poin pembahasan adalah penguatan pasukan perdamaian PBB di sejumlah negara.
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menyambut kunjungan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo, di Jakarta, Kamis (29/10). Foto: Kemlu RI
Retno menjelaskan, Indonesia akan terus mengirimkan TNI dan Polri untuk bergabung dalam pasukan perdamaian PBB. Komitmen itu tidak perlu diragunakan lagi.
"Kami sepakat untuk memperkuat kerja sama di UN Peace Keeping Operation," kata Retno dalam konferensi pers virtual, Kamis (29/10).
Anggota TNI Angkatan Darat mengikuti upacara pemberangkatan menuju Lebanon di Dermaga Pelabuhan Sukarno Hatta, Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa (3/12). Foto: ANTARA FOTO/Abriawan Abhe
Komitmen Indonesia untuk terus terlibat dalam perdamaian dunia memang sudah terbukti. Selain berbagai operasi penyelamatan di berbagai lokasi konflik, Indonesia juga tak segan mengirim anggota TNI dan Polri perempuan untuk bergabung dengan pasukan perdamaian.
"Kami juga turut menyertakan pasukan perempuan untuk ikut menjadi bagian dalam pasukan perdamaian," tambah dia.
KRI Sultan Hasanuddin. Foto: Kemlu RI
Tak hanya itu, Indonesia bahkan berani mempertahankan satu alutsista untuk ikut serta dalam pasukan perdamaian. Alutsista itu, yakni KRI Sultan Hasanuddin.
ADVERTISEMENT
"Indonesia siap mempertahankan kapal angkatan lautnya di Lebanon selama 6 bulan lagi," ujar Retno.
Keberadaan KRI Sultan Hasanuddin sudah banyak terlibat dalam berbagai misi kemanusiaan dan perdamaian. Dalam insiden ledakan hebat di Lebanon, KRI Sultan Hasanuddin beserta pasukan turut hadir untuk membantu para korban.