Menlu: Sekjen ASEAN Sebut Situasi di Rakhine State Sangat Kompleks

10 November 2020 17:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Konferensi pers virtual Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi, Jumat (4/9). Foto: Kemlu RI
zoom-in-whitePerbesar
Konferensi pers virtual Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi, Jumat (4/9). Foto: Kemlu RI
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Isu mengenai pengungsi Rohingya menjadi salah satu yang dibahas dalam pertemuan Tingkat Menteri Luar Negeri ASEAN (AMM) yang digelar secara virtual Selasa (10/11).
ADVERTISEMENT
Menurut Menlu Retno Marsudi, Sekjen ASEAN Lim Jock Hoi menyampaikan perkembagan mengenai situasi krisis kemanusiaan etnis Rohingya di Myanmar.
"Sekjen juga garisbawahi bahwa situasi di Rakhine sangat kompleks," ucap Retno dalam keteragan pers virtual.
"Oleh karenanya dibutuhkan upaya bersama yang membutuhkan political will, persistence dan resources untuk menyelesaikan isu kemanusiaan para pengungsi Rohingya tersebut," kata Retno dalam press briefing Kemlu, Selasa (10/11).
Retno menambahkan dalam pertemuan itu Sekjen ASEAN juga menyampaikan bahwa pandemi COVID-19 telah menghambat repatriasi ratusan ribu pengungsi Rohingya ke Myanmar, salah satunya diupayakan lewat implementasi penilaian kebutuhan awal (preliminary needs assessment/PNA) di Myanmar.
Wanita Rohingya. Foto: Reuters/Mohammad Ponir Hossain
"Disaat yang sama Sekjen juga menyampaikan karena pandemi ASEAN-ERAT belum bisa melakukan tugasnya untuk membuat Comprehensive Needs Assessment," lanjut Menlu.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya para pemimpin ASEAN telah sepakat untuk membentuk satuan tugas ad hoc guna membantu repatriasi pengungsi Rohingya dari Bangladesh ke Myanmar.
Satgas tersebut akan bekerja di bawah Sekretariat ASEAN untuk mengawasi pelaksanaan rekomendasi penilaian kebutuhan awal (preliminary needs assessment/PNA) berdasarkan laporan tim Pusat Koordinasi ASEAN untuk Bantuan Kemanusiaan (AHA Centre) bersama Tim Tanggap Darurat dan Penilaian ASEAN (ERAT).
Warga Rohingya mencoba kabur ke Bangladesh Foto: REUTERS/Mohammad Ponir Hossain
Menurut Menlu, selain proyek pembuatan FM radio bekerja sama dengan Myanmar Radio and Television (MRTV), beberapa proyek yang juga direkomendasikan antara lain mencakup peningkatan kapasitas dan pelatihan di bidang livestock breeding, penanganan penyakit binatang.
Selain itu meningkatkan fasilitas pendidikan bagi internally displaced persons terutama dalam bidang air, sanitasi dan kebersihan, serta pelatihan 200 sukarelawan di bidang kesehatan.
ADVERTISEMENT
Selain mempersiapkan penghidupan bagi pengungsi Rohingya pada saat mereka kembali ke Myanmar, tujuan dari PNA adalah untuk menilai kesiapan pusat-pusat penerimaan dan transit termasuk lokasi potensial yang telah diidentifikasi oleh pemerintah Myanmar.