Menlu Sugiono: BRICS Harus Terdepan Perjuangkan Hukum Internasional

29 April 2025 11:49 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menlu Sugiono menghadiri BRICS Foreign Minister Meeting (FMM) di Brasil. Foto: Kemlu RI
zoom-in-whitePerbesar
Menlu Sugiono menghadiri BRICS Foreign Minister Meeting (FMM) di Brasil. Foto: Kemlu RI
ADVERTISEMENT
Menlu Sugiono menghadiri BRICS Foreign Ministers' Meeting (FMM) yang digelar di Rio de Janeiro, Brasil, pada Senin (28/4) kemarin. Pertemuan itu membahas sejumlah isu strategis, seperti perkembangan politik dan keamanan global dan kawasan hingga reformasi tata kelola global.
ADVERTISEMENT
Pertemuan itu dibagi dalam dua sesi. Dalam sesi pertama berjudul 'Peran BRICS dalam Menghadapi Krisis Global dan Regional serta Mendorong Perdamaian dan Keamanan', Sugiono menegaskan BRICS harus mengambil peran yang lebih aktif dan konstruktif dalam mendorong perdamaian dan menegakkan norma-norma global.
Sugiono pun menyoroti situasi di Gaza sebagai bukti kegagalan masyarakat global dalam menegakkan hukum humaniter internasional.
“BRICS harus terdepan dalam memperjuangkan hukum internasional. Penegakan hukum harus adil, konsisten, dan tanpa standar ganda. Tidak ada seorang pun yang kebal hukum," kata Sugiono dalam pertemuan sesi pertama.
Kemudian, Sugiono menggarisbawahi tindakan sepihak dan pelanggaran hukum internasional memperdalam ketidakpercayaan dan ketimpangan global.
“Kita harus melindungi lembaga hukum internasional dari penegakan hukum yang selektif dan campur tangan politik. Perintah dan fatwa Mahkamah Internasional harus dihormati. Dewan Keamanan PBB harus diberi kewenangan untuk melaksanakan mandatnya secara efektif,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Menlu Sugiono menghadiri BRICS Foreign Minister Meeting (FMM) di Brasil. Foto: Kemlu RI
Dalam sesi kedua bertema ‘Reformasi Institusi Internasional untuk Tata Kelola yang Lebih Inklusif dan Berkelanjutan’, Sugiono menggarisbawahi urgensi untuk menjadikan multilateralisme lebih inklusif, transparan, tepercaya, dan responsif terhadap tantangan global.
Ia menyoroti pentingnya reformasi lembaga-lembaga global, termasuk mendorong perluasan keanggotaan Dewan Keamanan PBB dan memperkuat suara negara-negara berkembang dalam lembaga keuangan internasional.
Pada kesempatan itu, Sugiono juga mengumumkan komitmen Indonesia bergabung dengan New Development Bank sebagai bentuk dukungan terhadap perluasan akses pembiayaan pembangunan bagi negara-negara Global South.
Lebih lanjut, Sugiono menegaskan pentingnya penguatan peran WHO dalam membangun sistem kesehatan global yang tangguh, khususnya dalam menghadapi pandemi dan krisis kesehatan global. Tak hanya itu, Indonesia mendorong reformasi di WTO agar berbasis pada kepentingan negara-negara anggotanya.
ADVERTISEMENT
Terakhir, Sugiono mengatakan BRICS harus menjadi pelopor dalam mewujudkan dunia yang lebih adil, damai, dan berkelanjutan.
"Kita harus bergerak dari visi menuju implementasi nyata dengan mengambil langkah-langkah cepat dan tepat untuk mewujudkan reformasi," ungkapnya.