Menlu Sugiono: BRICS Selaras dengan Program Kerja Kabinet Merah Putih

25 Oktober 2024 11:25 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Rusia V. Putin bersalaman dengan Presiden Turki Erdogan di KTT BRICS di Kazan, 24 Oktober 2024. Tampak Menlu Sugiono berpeci. Foto:  Grigory Sysoev/Photohost agency brics-russia2024.ru
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Rusia V. Putin bersalaman dengan Presiden Turki Erdogan di KTT BRICS di Kazan, 24 Oktober 2024. Tampak Menlu Sugiono berpeci. Foto:  Grigory Sysoev/Photohost agency brics-russia2024.ru
ADVERTISEMENT
Menlu Sugiono mengungkap alasan di balik keinginan Indonesia bergabung dengan BRICS. Dia menyebut, BRICS sejalan dengan tujuan Kabinet Merah Putih.
ADVERTISEMENT
Keinginan Indonesia gabung organisasi kerja sama antarnegara itu disampaikan Sugiono saat menghadiri KTT BRICS Plus di Kazan, pada 23-24 Oktober 2024.
"Bergabungnya Indonesia ke BRICS merupakan pengejawantahan politik luar negeri bebas aktif," kata Sugiono seperti dikutip dari pernyataan pers Kemlu, Kamis (24/10).
Menlu Sugiono tiba di Kazan untuk ikut KTT BRICS Plus 2024, Selasa (22/10/2024). Foto: Alexander Vilf/Photohost agency brics-russia2024.ru
Sugiono memastikan jika nanti resmi bergabung dengan BRICS, tak dapat diartikan Indonesia memilih menjadi bagian blok tertentu di dunia.
"Bukan berarti kita ikut kubu tertentu, melainkan kita berpartisipasi aktif di semua forum," jelas Sugiono.
Presiden Putin memimpin KTT BRICS Plus 2024 di Kazan, Rusia, Kamis (24/10/2024). Foto: Sergey Bobylev/Photohost agency brics-russia2024.ru
Dia kemudian menyebut, apa yang dilakukan BRICS sebenarnya sudah menjadi tujuan dari Kabinet Merah Putih Presiden Prabowo dan Wapres Gibran.
“Kita juga melihat prioritas BRICS selaras dengan program kerja Kabinet Merah Putih, antara lain terkait ketahanan pangan dan energi, pemberantasan kemiskinan ataupun pemajuan sumber daya manusia,“ tambah Sugiono.
ADVERTISEMENT
Lewat BRICS, Sugiono menegaskan Indonesia ingin mengangkat kepentingan bersama negara-negara berkembang atau yang lebih dikenal dengan istilah Global South.
"Kita lihat BRICS dapat menjadi kendaraan yang tepat untuk membahas dan memajukan kepentingan bersama Global South," lanjut Menlu Sugiono.
"Namun kita juga melanjutkan keterlibatan atau engagement kita di forum-forum lain, sekaligus juga terus melanjutkan diskusi dengan negara maju," tegas dia.