Menlu Sugiono Sampaikan Belasungkawa atas Gempa Tibet

8 Januari 2025 14:41 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Luar Negeri Indonesia, Sugiono, berbicara pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS Plus 2024 di Kazan, Rusia, pada tanggal 24 Oktober 2024. Foto: ANTARA/HO-Kemlu RI
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Luar Negeri Indonesia, Sugiono, berbicara pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS Plus 2024 di Kazan, Rusia, pada tanggal 24 Oktober 2024. Foto: ANTARA/HO-Kemlu RI
ADVERTISEMENT
Menteri Luar Negeri Sugiono menyampaikan duka cita atas gempa bumi yang mengguncang Tibet, China, Selasa (7/1) kemarin. Hal ini disampaikan Sugiono di akun X (Twitter).
ADVERTISEMENT
"Saya sangat sedih atas gempa bumi dahsyat di Tibet yang telah merenggut ratusan nyawa," kata Sugiono, Rabu (8/1).
Sugiono juga menyampaikan dukungannya kepada korban dan keluarga, dan warga yang terdampak gempa ini.
"Saya menyampaikan duka cita yang sedalam-dalamnya kepada korban, keluarga korban, dan semua yang terdampak. Pikiran saya bersama dengan rakyat China di masa-masa sulit ini," pungkasnya.
Tim penyelamat bekerja di tengah reruntuhan setelah gempa bumi di lokasi yang disebutkan sebagai Kota Shigatse, Daerah Otonomi Tibet, China, Selasa (8/1/2025). Foto: Tibet Fire and Rescue via REUTERS
126 orang dilaporkan tewas dan 188 terluka akibat gempa Tibet. Pusat gempa berlokasi di daerah pemukiman Tsogo, Dingri, kota Xigaze, yang terdiri dari 27 desa dan sekitar 6.900 orang yang tinggal di radius 20 kilometer dari pusat gempa.
Pemerintah kota Xigaze mengatakan, setidaknya ada sekitar 3.609 rumah yang rusak akibat gempa. Tim penyelamat dilaporkan telah menyelamatkan 407 yang terjebak di puing-puing rumah dan lebih dari 30 ribu warga yang terdampak telah diungsikan.
ADVERTISEMENT
Pencarian korban yang terjebak puing rumah masih berlanjut. Tim penyelamat berpacu dengan waktu untuk mendirikan tenda pengungsi, sementara temperatur di sana mencapai -17 derajat celsius.
Akibat gempa, base camp utara Gunung Everest, atau dalam bahasa Tibet disebut Qomolangma, ditutup untuk sementara waktu.