Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.1
Menlu Sugiono Sebut Gabung BRICS Sesuai National Interest Indonesia
30 November 2024 15:30 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Menteri Luar Negeri (Menlu) RI, Sugiono, menyebut alasan di balik bergabungnya Indonesia ke BRICS—kelompok ekonomi yang diprakarsai Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan.
ADVERTISEMENT
Saat ini, keanggotaannya telah tumbuh dan makin bertambah. Sejumlah negara yang bergabung termasuk di antaranya Iran, Mesir, Ethiopia, Arab Saudi, hingga Uni Emirat Arab.
Menlu Sugiono mengungkapkan bahwa BRICS adalah aliansi kerja sama multilateral yang sesuai dengan kepentingan nasional Indonesia. Sugiono pertama kali menyampaikan niat RI masuk BRICS pada Oktober lalu beberapa saat selang pemerintahan Prabowo dilantik.
"Ya [pertimbangannya] tadi, satu punya national interest. National interest kita yang pertama dan yang paling penting adalah tentu saja setelah melindungi dan menjaga tanah air tumpah darah bangsa Indonesia, yang berikutnya adalah memajukan kesejahteraan umum," ujar Sugiono usai menghadiri perhelatan Conference on Indonesian Foreign Policy (CIFP) 2024, di The Kasablanka Hall, Jakarta, Sabtu (30/11).
ADVERTISEMENT
Aliansi kerja sama multilateral itu, lanjut dia, diharapkan juga menjadi platform untuk mewujudkan cita-cita Indonesia tersebut.
"Grouping multilateral semacam BRICS, kemudian OECD [Organisation for Economic Co-operation and Development], kemudian IPEF [Indo-Pacific Economic Framework], kemudian CPTPP [Comprehensive and Progressive Agreement for Trans-Pacific Partnership], itu kita harapkan bisa menjadi satu platform yang akan membantu kita untuk bisa mewujudkan cita-cita tersebut," tutur dia.
Ia menegaskan bahwa dengan terlibatnya Indonesia dalam sejumlah forum kerja sama multilateral itu juga dibutuhkan dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat Indonesia dengan kolaborasi aktif.
"Kita butuh kesejahteraan untuk masyarakat kita, kita butuh untuk pengentasan kemiskinan, kita butuh untuk bisa swasembada pangan, kita butuh untuk bisa swasembada energi," ucapnya.
"Oleh karena itu, cooperation dan kolaborasi dengan semua negara, dengan semua kelompok kita harus lakukan," pungkas dia.
ADVERTISEMENT